SUARA INDONESIA, SITUBONDO - Ahmad Muzzalmil (41), warga Dusun Krajan Selatan, Desa Kendit, Kabupaten Situbondo, tewas tersengat listrik dari kabel yang tersambar petir, Sabtu (30/11/2024). Petaka ini menimpa korban saat pulang mencari rumput di areal persawahan desa setempat.
Korban diketahui meninggal setelah ada warga sekitar yang lewat di lokasi kejadian. Setelah dilihat, ternyata korban sudah tergeletak dengan posisi tubuh menempel dekat tembok tempat penggilingan padi, persisnya sebelah utara Lapangan Kendit.
Dugaan sementara, korban tersengat aliran listrik dari kabel yang terkelupas akibat sambaran petir saat turun hujan, sehingga aliran listrik tersebut menyengat korban hingga membuatnya tidak sadarkan diri.
"Dugaan sementara korban meninggal saat pulang mencari rumput, akibat tersengat listrik dari aliran kabel yang terkelupas milik penggilingan padi," jelas Zainul, anggota Tagana Dinsos Situbondo, saat bertemu di rumah duka.
Menurut Zainul, korban sempat dibawa ke Puskesmas Kendit untuk dilakukan pemeriksaan, namun korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Saat ini korban yang juga bapak dua orang anak ini sudah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat oleh pihak keluarga," jelasnya.
Sementara itu, istri korban, Wardatul Hasanah (38), mengaku tidak menyangka kalau suaminya bernasib nahas seperti itu. Karena saat suaminya berpamitan berangkat mencari rumput untuk pakan ternak, dalam keadaan baik-baik saja.
"Ketika pamitan mau mencari rumput ke sawah, berangkatnya masih sehat dan tidak sakit apa-apa. Saya kaget ketika dikabari tetangga kalau suami saya meninggal. Awalnya dikabari karena tersambar petir, ternyata kesetrum listrik," jelasnya, sambil menangis.
Kapolsek Kendit, Iptu Harsono, saat dihubungi via telepon selulernya menjelaskan, penyebab korban meninggal karena sambaran petir. "Saat petir menyambar kabel saat kondisi hujan, kabelnya langsung mengalirkan listrik ke kubangan air. Dan ketika diinjak oleh korban, akhirnya tersetrum," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi