SUARA INDONESIA

Kunjungi Kelompok Mantan Pekerja Migran, Ipuk Usung Program Pendampingan Berbasis Desa

Muhammad Nurul Yaqin - 21 October 2020 | 16:10 - Dibaca 2.43k kali
Politik Kunjungi Kelompok Mantan Pekerja Migran, Ipuk Usung Program Pendampingan Berbasis Desa
Ipuk saat bersama dengan ibu-ibu eks pekerja migran di Desa Kedung Gebang, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (21/10/2020).

BANYUWANGI - Berbagai sektor ekonomi jadi perhatian serius Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi Ipuk-Sugirah. Tak terkecuali para pekerja migran yang ada di Banyuwangi.

Saat mengunjungi kelompok mantan pekerja migran di Desa Kedung Gebang, Kecamatan Tegaldlimo, Rabu (21/10/2020). Ipuk mengatakan, perlindungan bagi pekerja migran ini sudah menjadi tanggung jawab bersama. 

"Karena itu kami akan perkuat sistem pendampingan pekerja migran dan keluarganya. Itu sudah masuk dalam program kami," kata Ipuk.

Ia menjelaskan, di kelompok yang menamakan diri Sukses Migran ini, terdapat lebih dari 70 mantan pekerja migran. Mereka mengembangkan usaha roti, makanan ringan, kue kering, dan sebagainya.

Ipuk saat foto bersama dengan ibu-bu mantan pekerja migran.

"Ibu-ibu di sini sangat kreatif. Banyak produk yang dihasilkan, seperti roti, olahan makanan kering, dan lainnya. Rasanya juga enak. Ke depan pendampingan harus diperkuat," ujar wanita murah senyum itu.

Ipuk mengusung program pendampingan para pekerja migran berbasis desa, sehingga dapat bersinergi dengan program-program pemerintah. Tidak hanya para mantan pekerja migran, namun juga keluarga dari pekerja migran yang masih aktif bekerja di luar negeri.

Ipuk juga siap memfasilitasi para mantan pekerja migran maupun keluarga pekerja migran untuk membuat usaha, dan bagi yang telah memiliki usaha, bisa dimasukkan dalam program 'UMKM Naik Kelas', sehingga mendapat pendampingan yang intens, stimulan bantuan alat usaha, berbagai sertifikasi gratis, pemasaran, dan sebagainya.

“Dengan usaha yang berkembang di sini, kita besarkan usaha kawan-kawan mantan pekerja migran dan keluarga pekerja migran agar kesejahteraannya meningkat, tidak harus bolak-balik kembali bekerja ke luar negeri,” tukas Ipuk.

Selain itu, Ipuk akan memperkuat sinergi dengan berbagai program untuk pekerja migran, baik dari organisasi non-pemerintah maupun pemerintah provinsi dan pusat. Juga dibutuhkan perlindungan dan pelayanan untuk pekerja migran.

"Di Banyuwangi telah ada Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) khusus pekerja migran di Mal Pelayanan Publik. LTSA ini untuk memberi kepastian dan efektivitas pelayanan migrasi para pekerja migran, dengan mempermudah pengurusan dokumen dalam satu tempat sehingga menghemat biaya dan waktu," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator kelompok Sukses Migran Ita Retna sanagat sependapat dengan apa yang disampaikan Ipuk. Menururnya, tujuan dari Sukses Migran ini agar para pekerja migran tidak kembali lagi bekerja ke luar negeri.

"Tujuannya agar mereka bisa bekerja di Banyuwangi. Memiliki usaha di Banyuwangi,” ujar Ita yang merupakan mantan pekerja migran ini.

Ita bercerita pada 2010 ia pergi ke Hongkong untuk bekerja selama lima tahun. Namun sekarang ini berusaha agar tidak pergi lagi bekerja ke luar negeri, agar bisa dekat dengan anak, suami, dan keluarganya.

Pada 2016 Ita dan ibu-ibu sesama mantan pekerja migran di desanya, membentuk komunitas Sukses Migran, dengan berbagai jenis usaha. Ada 20 anggota dengan masing-masing memiliki 5 anggota yang dibina. 

Kini produk-produk mulai kebanjiran pesanan dan sudah mampu kirim produk Bali, bahkan ekspor ke luar negeri. Ita berharap ke depan pemerintah lebih perhatian terhadap para pekerja migran dengan memberikan pendampingan agar usaha mereka lebih berkembang. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya