SUARA INDONESIA

Tetap Eksis Sejak 1991, Budidaya Bebek Peking di Rejosopinggir Jombang Terus Berkembang

Gono Dwi Santoso - 10 October 2023 | 20:10 - Dibaca 1.12k kali
News Tetap Eksis  Sejak 1991, Budidaya Bebek Peking di Rejosopinggir Jombang Terus Berkembang
Mujiono (52) mengambil bebek peking yang baru menetas dari mesin oven untuk dipindah ke boks pengiriman, Selasa (10/10/2023). (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)

JOMBANG, Suaraindonesia.co.id- Siapa sangka, usaha Mujiono warga Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, makin moncer.

Sejak memulai beternak pada 1991, hingga kini budidaya bebek peking daging miliknya itu tetap eksis. Bahkan, sekarang merambah ke kuliner bebek ungkep.

Sejak dulu, lelaki 52 tahun itu memang telah membudidayakan bebek peking. Sampai-sampai dirinya bisa menorehkan prestasi tingkat nasional.

Ditemui di rumahnya, Mujiono menjelaskan tentang seluk beluk budidaya bebek tersebut. Dia berkata, di gudang ada kisaran 35 kotak tempat penetasan telur dengan suplai listrik berkapasitas 3.300 watt.

“Kunci utama budidaya anakan bebek itu harus telaten. Meski aktivitasnya mudah, tapi harus teliti,” terangnya, Selasa (10/10/2023).

Dia menjelaskan, proses pemilihan harus teliti. Sebab, bagus tidaknya hasil penetasan tergantung dari proses pemilihan ini.

”Diteropong dan cermati satu per satu. Kalau ada embrionya, ambil untuk ditetaskan. Kalau kosong biasanya dibuat telur asin," ungkapnya.

Mujiono mengatakan, setelah dipilah, telur yang memiliki embrio selanjutnya dibawa ke proses penetasan dengan mesin penetas selama kurang lebih 28 hari.

Namun selama itu, pembudidaya juga harus memperhatikan secara berkala. Misalnya membolak-balikan telur hingga memperhatikan suhu ruangan. ”Intinya tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena berpengaruh pada hasil penetasan,” jelasnya.

Mujiono memaparkan, pada umumnya telur akan menetas setelah hari ke-28. Setelah itu, day old duck (DOD) alias anakan bebek bisa dipindah ke sebuah kotak kayu untuk proses pembesaran. ”Kalau ada pesanan tinggal kita kemas di boks karton,” jelas dia.

Harga anakan bebek peking yang dibudidayakan, Mujiono menjualnya Rp 6.000 per ekor. Sedangkan per boks isi 102 ekor harganya Rp 600 ribu.

”Saat ini harga meri cenderung menurun. Kalau harga pasar bagus, biasanya tembus Rp 9.000 per ekor,” ungkapnya.

Mujiono menambahkan, soal pemasaran sudah memiliki pelanggan tetap. Mulai daerah Jombang, Gresik, Semarang hingga Jakarta. Bahkan, seiring berjalannya waktu, budidaya anakan bebek juga makin diminati warga setempat.

Saat ini, di Desa Rejosopinggir sedikitnya ada 10-an warga yang menjadi pembudidaya anak bebek. ”Sekarang semakin berkembang," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV