SUARA INDONESIA, CILACAP - Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LPBI PCNU) Cilacap bersama BPBD setempat menggelar Simulasi Penanganan Bencana Banjir di Desa Tambakreja, Kecamatan Kedungreja, Sabtu (21/12/2024).
Kegiatan yang dipusatkan di SMP Negeri 1 Kedungreja, diawali apel dan pengukuhan satgas relawan NU, dilanjutkan peningkatan kapasitas para relawan dan simulasi penanganan banjir, dengan melibatkan ratusan relawan serta warga sekitar.
"Ada sekitar 380 relawan. Kebetulan kita punya 1 satgas di masing-masing desa. Dan untuk simulasi habis Isya, melibatkan juga warga sekitar, dan kita sudah berkoordinasi dengan Kades Tambakreja. Ada sekitar 400 orang," ujar Ketua LPBI PCNU Cilacap Basit Wahid.
"Semua peserta simulasi nanti menjadi korban, mengungsi. Terus ada beberapa puluh orang yang tertinggal karena terisolir, tunanetra, hamil, luka dan lain sebagainya. Nanti akan kita simulasikan. Ada mobil Dalmas dari Polresta sudah kita siapkan untuk mengevakuasi warga pada saat simulasi," imbuhnya.
Basit melanjutkan, simulasi bencana ini dilaksanakan pada malam hari lantaran ingin menggambarkan situasi yang sesungguhnya, dimana bencana bisa datang secara tiba-tiba. "Bisa siang hari, malam hari," ungkapnya.
Adapun kegiatan peningkatan kapasitas bagi relawan meliputi dapur umum, bongkar pasang tenda, kemudian penanganan awal oleh PMI, serta sosialisasi mengenai perubahan iklim terhadap potensi bencana yang ada di Cilacap. "Karena kita tau bahwa Cilacap itu bencananya sangat luar biasa, silih berganti," kata Basit.
"Harapannya relawan-relawan kita memiliki spesifikasi semua ketika ada bencana, tidak hanya di logistik saja. Nanti ada pelatihan rescue water juga dari Basarnas, pelatihan pertolongan untuk orang tenggelam serta vertical rescue. Dan bagi yang sudah jadi relawan, refreshing sekaligus meningkatkan kemampuan mereka," tandasnya.
Basit mengakui secara kuantitas, relawan NU di Cilacap cukup banyak. Namun demikian, dari segi keahlian masih perlu untuk ditingkatkan. "Belum merata, masih cenderung ke evakuasi dan logistik. Skill yang lain belum. Sehingga kita berupaya meningkatkan melalui simulasi, dan setiap tahun akan terus kita simulasi," ujarnya.
"Jadi kebencanaan itu kan ada pra, tanggap bencana dan pasca. Ini pra bencana peningkatan kapasitas. Dulu pernah di Desa Welahan Wetan, simulasi gempa megathrust," lanjutnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap Paiman berharap melalui kegiatan tersebut, para satgas relawan NU nantinya bisa menguasai dan tanggap dalam menghadapi bencana di wilayah.
"Makannya hari ini capacity building. Dan harapan kita ketika mereka nanti turun di lapangan, sudah tau apa yang harus dilakukan," ujar Paiman.
Sementara itu, Sekretaris LPBI PBNU Halik Rumkel menyampaikan, bahwa simulasi penanganan kebencanaan penting dilakukan. Hal ini dalam rangka melatih kesiapsiagaan relawan NU dalam menghadapi bilamana terjadi bencana.
"Jadi dalam peningkatan kapasitas, mereka tidak hanya mendapat pengetahuan tentang kebencanaan saja, tapi ada juga simulasi penanganan kebencanaan. Ini untuk menghadapi apabila terjadi bencana, tidak hanya di Cilacap tapi di seluruh Indonesia, mereka sudah siap," jelasnya.
"Relawan LPBI ini kan bisa saja dikirim kemana-mana, luar daerah, dan selama ini, itu yang terjadi. Harapan kita, untuk seluruh masyarakat Cilacap, agar selalu menjaga lingkungan sekitar untuk menghindari terjadinya bencana," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi