SUARA INDONESIA, SIDOARJO - Dua hari curah hujan tinggi mengakibatkan Sungai Buntung meluap. Sehingga dua desa yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terdampak banjir.
Dari informasi yang dihimpun, dua desa tersebut yakni Desa Waru dan Desa Bungurasih. Pasalnya dua desa itu terdampak banjir dengan ketinggian genangan air mencapai 15 hingga 50 centimeter.
Akibat musibah tersebut, warga di dua desa harus mengungsi. Sejumlah 50 warga Desa Waru sementara harus mengungsi di Masjid Al Matin BPBD Jatim, dan Mushola H. Rois Krajan Kulon Waru.
Kemudian, sekitar 73 orang warga dari Desa Bungurasih juga sementara harus mengungsi di Gedung Serbaguna Bungurasih dan Masjid Al-Ikhlas Bungurasih Timur.
"Langkah awal kita lakukan adalah membantu warga ketempat yang lebih aman," ujar Bupati Sidoarjo, Ahmad Mudhlor Ali.
Selain itu, Bupati yang akrab disapa Gus Mudhlor, terus memastikan agar bantuan terhadap warga terdampak terpenuhi. Seperti adanya makan, selimut maupun perlengkapan lainnya.
Tidak sampai di situ, Gus Mudhlor, juga perintahkan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Alam (PUBMSDA) agar segera melakukan penyedotan terhadap genangan air akibat banjir tersebut.
"Saya minta dari mulai BPBD, Dinas Sosial, Dinas PUBMSDA, Camat dan pemerintah desa setempat, segera melakukan tindakan," pintanya.
Sementara, Kepala BPBD Sidoarjo, Dwijo Prawito, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa kurang lebih 200 Kepala Keluarga (KK) di Desa Waru terdampak banjir tersebut.
"Hal ini juga dialami warga Desa Bungurasih dengan jumlah terdampak sebanyak 875 KK," ungkapnya.
Perlu diketahui, BPBD, pada Rabu (7/2) hari ini terus mengirimkan makanan siap saji terhadap warga di pengungsian dua desa tersebut.
Hingga kini, Dwijo, juga mengaku terus memantau perkembangan kejadian tersebut yang ada di dua desa tersebut.
"Kami BPBD masih terus melakukan pemantauan di lokasi kejadian. Monitoring dan pengukuran tinggi genangan air terus dilakukan," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Amrizal Zulkarnain |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi