SUARA INDONESIA

Kisah Mantan Atlet Tinju di Jombang yang Kini Banting Stir Jualan Kopi 

Gono Dwi Santoso - 17 July 2024 | 11:07 - Dibaca 2.34k kali
Features Kisah Mantan Atlet Tinju di Jombang yang Kini Banting Stir Jualan Kopi 
Sugeng saat membuatkan kopi ke pelanggan di jalan raya Basuki Rahmat, Jombang, Jawa Timur, Rabu (17/07/2024). (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JOMBANG- Mantan atlet tinju, Sugeng (58) kini banting stir jualan kopi di Halte Bus Pandanwangi, Jalan Raya Basuki Rahmat, Jombang, Jawa Timur, Rabu (17/07/2024). Di masanya, Sugeng pernah meraih tiga medali dan membawa nama Jawa Timur pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) cabang olahraga tinju

Kala berjualan, Sugeng membawa motor lengkap dengan gerobak kopi. Ia memarkir di pinggir jalan Basuki Rahmat Jombang dan siap melayani pembeli yang ingin mencicipi kopi buatannya.

Ditemui di lokasi jualan, Sugeng menceritakan masa lalunya sebagai atlet tinju era 1986-1987. Ia pernah meraih tiga medali. "Tahun 1987 saya mewakili Jawa Timur untuk mengikuti kejuaraan tinju tingkat nasional," terangnya.

Sugeng mengawali karirnya di Sasana Tinju Amphibi Surabaya, binaan TNI AL. "Saya ke Kejurnas mewakili Jatim melalui Sasana Amphibi yang dibentuk oleh Angkatan Laut zamannya Pak Letkol Hartanto tahun 1987," ungkapnya.

Sugeng lahir di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Beberapa piagam kejuaraan yang ia peroleh masih tersimpan di rumahnya. Baik pada kejuaraan tingkat daerah maupun nasional.

"Mewakili Amphibi di 507, saya dapat juara satu. Di Tulungagung saya mewakili Surabaya juara dua. Dan di Kapolres Cup Tuban saya juara tiga. Terakhir naik ring tahun 1987. Saat Kejurnas saya belum dapat juara," jelasnya.

Meski kini bekerja sebagai penjual kopi keliling, tapi Sugeng masih rutin berolahraga tinju di rumahnya. Ia juga masih melatih generasi muda yang cinta terhadap olahraga tinju. Ia juga membuka ruang kepada siapapun untuk berdiskusi mengenai pengalaman tinju.

"Masih bisa untuk sekadar melatih, kalau untuk main sudah tidak karena fisik sudah menurun," ungkap dia.

Sugeng memilih berjualan kopi untuk menghidupi keluarganya, terutama untuk membiayai anaknya yang masih duduk di bangku SMK.

"Dalam keseharian, ya ini jualan kopi. Selain itu tidak ada. Jualan kopi rata-rata per hari dapat Rp 50 ribu, karena masih ada anak yang sekolah SMK," bebernya.

Sugeng menambahkan, bagi petinju generasi muda silakan kalau berbagi pengalamaan, karena dia tinggal di Jombang masih baru. Sebelumnya lama di Surabaya.

"Monggo kami membuka ruang. Siapapun untuk diskusi tentang tinju silakan ngopi di sini sambil sharing tentang olahraga tinju," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya