SUARA INDONESIA, JOMBANG - Memasuki hari keempat Idul Fitri, arus lalu lintas di jalur arteri Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terpantau ramai lancar, Sabtu (13/04/2024).
Meski demikian, para pemudik yang akan kembali ke kota asal diminta waspadai jalur rawan antrean kendaraan, terutama di perlintasan kereta api Bandar Kedungmulyo.
Kasatlantas Polres Jombang, AKP Nur Arifin mengatakan, arus lalu lintas di Jombang secara keseluruhan berjalan lancar yang didominasi kendaraan roda dua dan roda empat dari arah barat Nganjuk menuju Jombang.
Menurutnya, kepadatan sesaat sempat terjadi di jalan arteri Bandar Kedungmulyo, karena ada kereta api yang melintas. Dalam sehari 1x24 jam, ada 54 kali kereta api yang melintas di perlintasan KA Bandar Kedungmulyo.
Lebih lanjut, Arifin menambahkan, di hari Lebaran ini ada kereta api tambahan satu, sehingga total ada 55 kereta api yang melintas. “Rata-rata, setiap 26 menit kereta api yang melintas melakukan aktivitas buka tutup pintu, sehingga kendaraan terhenti," terangnya.
Kepadatan kendaraan yang terjadi, selain penumpukan akibat perlintasan kereta api, juga ada penyempitan jalan di sisi timur 15 meter dari perlintasan kereta api.
“Juga ada jembatan Ploso Rejo yang mengalami penyempitan, di mana sebelumnya ada dua lajur di jembatan tersebut menjadi satu lajur," paparnya.
Arifin memprediksi, puncak arus balik akan terjadi besok, Minggu (14/04/2024), karena di Jawa Timur hari Senin sudah mulai masuk kerja. "Jadi, kemungkinan puncak arus balik diprediksi besok sore atau besok siang yang akan melintas di Kabupaten Jombang," paparnya.
Arifin mengatakan, Polres Jombang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengurai kemacetan, termasuk Polres Kediri, Polres Nganjuk, Tol Jomo, Polda Jatim, TNI, dan Dishub Jombang.
"Intinya, kami bekerja sama dan berkolaborasi di Kabupaten Jombang untuk melaksanakan pelayanan arus mudik Lebaran di tahun 2024 ini agar berjalan dengan lancar ," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi