SUARA INDONESIA

Festival Tan Pangantanan, Kenalkan Tradisi Sumenep yang Sarat Edukasi

Wildan Mukhlishah Sy - 25 May 2024 | 13:05 - Dibaca 824 kali
News Festival Tan Pangantanan, Kenalkan Tradisi Sumenep yang Sarat Edukasi
Peserta Festival Tan Pangantanan Sumenep. (Foto: Tangkapan Layar Video YouTube Diskominfo Sumenep)

SUARA INDONESIA, SUMENEP- Pemkab Sumenep, Jawa Timur, melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat, menggelar Festival Tan Pangantanan dengan menghadirkan tema “ngopeni enmaenan kona”, Sabtu (25/05/2024).

Tan Pangantanan sendiri merupakan salah satu tradisi di Kabupaten Sumenep, yang dinilai mengandung banyak nilai edukasi. Setiap siswa-siswi akan berdandan layaknya sepasang pengantin dengan menggunakan busana khas Sumenep.

Pasangan pengantin cilik itu juga diiringi oleh beberapa siswa-siswi lainnya yang menggunakan kebaya, sembari membawa seserahan lamaran, seperti makanan tradisional, sembako, hasil tani dan beberapa lainnya.

Setiap kelompok atau kontingen menampilkan beragam prosesi pernikahan, sesuai dengan tradisi yang berjalan di Kabupaten Sumenep. Mulai dari lamaran, hingga resepsinya.

Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah menegaskan bahwa, tradisi yang sudah hadir sejak tahun 1974 di Bumi Sumekar itu sangat layak untuk dilestarikan.

Pasalnya, kata dia, tradisi tersebut mengandung berbagai unsur yang perlu ditiru, seperti edukasi, kerukunan hingga keteladanan.

Dalam hal edukasi, masyarakat dikenalkan akan prosesi pernikahan tradisional di Sumenep. Bahkan, menariknya setiap peserta yang ikut, juga menggunakan bahasa Madura halus saat memberikan sambutan.

Lebih lanjut, dia menjabarkan, pada umumnya Tan Pangantanan akan diiringi dengan lagu dhe' nong dhe' ne' nang, yang mengartikan ketawadukan. Artinya, mengajarkan bahwa, masyarakat harus mampu saling menghargai, serta menghormati kepada yang lebih tua.

"Merunduk tawaduk, bisa menghormati kepada yang lebih tua," jelasnya, saat memberikan sambutan.

Selain itu, dalam lagu tradisional tersebut, terdapat lirik “mon tak nong dek jege jegur”, yang jika dijabarkan dalam bahasa indonesia yakni kalau tidak merunduk maka akan disisihkan oleh masyarakat.

Perempuan yang akrab disapa Nyai Eva itu mengaku tradisi dan budaya tersebut, sejatinya juga mengajarkan bagaimana cara bermasyarakat dan sopan santun. Sehingga, bisa diterima secara baik di lingkungan masyarakat.

Maka tak heran, jika melalui Festival Tan Pangantanan, Pemkab Sumenep ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengenal, menjaga dan terus merawat tradisi, serta budaya lokal. Sehingga tidak habis ditelan oleh perkembangan zaman.

"Saya sangat mengapresiasi Festival Tan Pangantanan ini. Karena di dalamnya mengajarkan kita tentang edukasi, kerukunan hingga keteladanan," tutupnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV