Kekeringan Landa Lima Kecamatan di Tuban
Peristiwa Daerah
Foto : Warga saat mengantri untuk mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah.
TUBAN - Bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur semakin meluas. Krisis air bersih terpantau telah dialami oleh dua belas desa dari lima kecamatan. Hal ini membuat warga sangat bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah.
Warga Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban berbondong-bondong menghampiri tangki berisi air bersih dari pemerintah setempat. Dengan membawa berbagai wadah kosong seperti jeriken, ember serta drum kosong masyarakat rela mengantri. Hal itu dilakukan agar mereka mendapatkan jatah air untuk kebutuhan sehari-hari.
Seorang warga Desa Grabagan, Sri Harini mengatakan bantuan air bersih dari pemerintah karena sudah tiga bulan berturut-turut sumur dan saluran air minum yang terhubung ke rumah masyarakat tidak mengeluarkan air.
"Sudah tiga bulan ini saluran air minum, PAM dan sumur yang terhubung ke rumah warga tidak berfungsi. Itu kenapa kami sangat bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah," katanya saat diwawancarai pada Jumat (25/9/2020)
Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan minum, memasak dan mandi, tak jarang warga terpaksa membeli air dari luar desa. Setiap satu jeriken dihargai sebesar lima ribu rupiah.
Kalaksa BPBD Kabupaten Tuban Yudhi Irwanto mengatakan, lima kecamatan yang saat ini mengalami kekeringan di antaranya Kecamatan Semanding, Grabagan, Parengan, Senori dan Montong.
"Ada lima kecamatan yang saat ini mengalami kekeringan di Kabupaten Tuban di antaranya Semanding, Grabagan, Parengan, Senori dan Montong," ucapnya.
Dirinya menambahkan untuk meringankan beban masyarakat, BPBD Kabupaten Tuban memaksimalkan armada truk tangki yang dimiliki untuk mendistribusikan air bersih.
"Kami pihak BPBD Kabupaten Tuban melakukan usaha untuk meringankan beban masyarakat Tuban. Salah satu usaha yang kami lakukan adalah memaksimalkan armada truk tangki yang ada untuk mendistribusikan air bersih," imbuhnya.
Bencana kekeringan ini diprediksi akan terus terjadi hingga bulan November mendatang, bersamaan dengan dimulainya musim penghujan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta |
: Imam Hairon |
Editor |
: |
Komentar & Reaksi