SUARA INDONESIA, JOMBANG – Banjir yang melanda Kabupaten Jombang Desember 2024 menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Dinas Pertanian (Disperta) Jombang melaporkan, luas sawah yang terendam banjir kini mencapai 1.284 hektare, meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya ratusan hektare.
Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony mengungkapkan, Kecamatan Kesamben menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan 520 hektare sawah terendam.
Selain itu, Kecamatan Sumobito juga mengalami kerusakan serius dengan 485 hektare, diikuti oleh Kecamatan Peterongan dengan 235 hektare. "Kecamatan Gudo dan Ploso masing-masing mencatat 4 hektare dan 67 hektare sawah yang terendam," terangnya, Senin (16/12/2024).
Rony menjelaskan bahwa rata-rata usia tanaman padi milik petani saat ini masih di bawah satu bulan. Dengan kondisi banjir yang berkepanjangan, kemungkinan besar tanaman padi tersebut akan mengalami kerusakan.
Untuk membantu petani yang gagal tanam, Disperta akan memberikan bantuan bibit padi sebanyak 25 kilogram. Namun, untuk petani yang masih dalam tahap pembenihan, bantuan belum dapat disalurkan.
Dalam upaya mengantisipasi genangan air di sawah, Disperta saat ini fokus pada perbaikan saluran irigasi. Rony menegaskan pentingnya pembangunan jaringan irigasi sesuai instruksi dari Menteri Pertanian.
“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR Jombang, karena ada jaringan irigasi yang menjadi kewenangan mereka dan ada yang di bawah Dinas Pertanian,” ujarnya.
Rony menjelaskan bahwa jaringan irigasi sekunder merupakan tanggung jawab Dinas PUPR, sedangkan jaringan irigasi tersier menjadi kewenangan Dinas Pertanian.
Koordinasi yang baik antara kedua dinas ini sangat penting agar perbaikan jaringan irigasi dapat dilakukan secara menyeluruh. “Jika jaringan tersier diperbaiki tetapi sekunder tidak, hasilnya tidak akan maksimal, begitu juga sebaliknya,” tambahnya.
Dengan perbaikan jaringan irigasi yang menyeluruh, Rony optimis bahwa ke depan tidak akan ada sawah yang tergenang banjir saat hujan dan kekurangan air saat musim kemarau. “Jaringan irigasi ini sangat penting untuk pengairan dan pembuangan air,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi