SUARA INDONESIA

Kemenkeu Sebut JHT Jadi Cara Pekerja Hidup Layak di Hari Tua

Redaksi - 28 November 2024 | 09:11 - Dibaca 236 kali
Advertorial Kemenkeu Sebut JHT Jadi Cara Pekerja Hidup Layak di Hari Tua
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Sudarto ketika jadi pembicara dalam sebuah diskusi Social Security Summit 2024. (Foto: BPJS Ketenagakerjaan untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER - Dalam sebuah diskusi pada Social Security Summit 2024, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto mengatakan, jaminan sosial merupakan salah satu cara agar pekerja dapat merasakan hidup layak di masa tuanya.

Jaminan Hari Tua (JHT) menjadi hal yang mutlak dimiliki para pekerja saat masih aktif bekerja dan memperoleh pendapatan.

"Kita melewati siklus kehidupan, mulai dari sekolah, setelah sekolah, bekerja, Dan setelah bekerja itu seharusnya tidak cemas, karena ada jaminan sosial," ujar Sudarto.

Sudarto mendorong perlunya skema yang tepat guna mempercepat perluasan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Pasalnya, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga Oktober tahun 2024 baru mencapai 40,83 juta, di mana jumlah pekerja formal dan informal sekitar 150 juta.

"Bahkan saat ini yang ikut jaminan pensiun mungkin hanya sekitar 14 juta, yang ikut jaminan JHT itu sekitar 16 juta dari 140-145 juta pekerja. Ini yang jadi konsen kita, jangan sampai kita dan teman-teman kita begitu pensiun dapetnya bansos, artinya apa, membebani APBN," jelasnya.

Hal senada juga menjadi perhatian I Gede Dewa Karma Wisana. Peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) ini menegaskan pentingnya dividen atau pendapatan untuk di masa tua.

Sebab, menurutnya, ketika pekerja memasuki usia lansia, jumlah pengeluaran akan jauh lebih besar daripada pendapatan. Sehingga, JHT menjadi solusi penting agar pekerja tetap hidup layak dan cukup meski sudah tak produktif lagi.

"Kami di demografi sangat peduli soal siklus hidup. Kita perlu memikirkan dividennya, perlu menyiapkan dividen dari bonus demografi yang ada," ujarnya.

I Gede turut mendorong para pekerja yang masih produktif dan punya pendapatan untuk mempersiapkan di hari tua, salah satunya melalui JHT.

"Jadi kita berencana menyiapkan strategi agar penduduk yang sekarang produktif tidak hanya memiliki pendapatan yang cukup dan hidup layak, tapi mampu menyiapkan hari tua. Sehingga, konsumsinya bisa mencukupi lewat pendapatan atau income investasi yang sudah mereka kumpulkan saat muda hari ini," terangnya.

Sementara itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jember, Dadang Komarudin menambahkan, program JHT merupakan salah satu bentuk perlindungan yang tidak hanya memberikan jaminan finansial saat pensiun, tetapi juga menciptakan ketenangan bagi pekerja selama masa produktif mereka.

"Kami terus mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya JHT, serta mendorong lebih banyak pekerja formal maupun informal untuk menjadi peserta aktif. Dengan demikian, mereka dapat menjalani masa tua yang lebih sejahtera dan mandiri,” ujarnya.

Dadang juga menekankan inovasi dalam layanan, seperti mempermudah akses pendaftaran melalui platform digital dan aplikasi, serta penyelenggaraan program jemput bola untuk menjangkau wilayah terpencil.

"Kami ingin memastikan bahwa layanan ini mudah diakses oleh semua pekerja, tanpa terkendala jarak atau prosedur yang rumit," tambahnya. (Adv)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV