SUARA INDONESIA

Mengenal Sosok Fuad, Takmir Mushola Lulusan S2, Pengacara Sukses hingga Politisi Muda di Cilacap

Satria Galih Saputra - 12 November 2024 | 17:11 - Dibaca 1.89k kali
Features Mengenal Sosok Fuad, Takmir Mushola Lulusan S2, Pengacara Sukses hingga Politisi Muda di Cilacap
Ahmad Akrimna Fuad Nugraha (31). (Foto: istimewa)

SUARA INDONESIA, CILACAP - Siapa sangka, Ahmad Akrimna Fuad Nugraha (31) takmir Mushola Al-Ikhlas yang berada di Jalan Laban RT 02 RW 07 Kelurahan Kebonmanis, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap rupanya lulusan S2 Magister Kenotariatan.

"Kebetulan sudah selesai pendidikan S2 di Magister Kenotariatan Unsoed Purwokerto tahun ini dengan waktu kurang dari dua tahun," ungkapnya, Selasa (12/11/2024). 

Pria murah senyum yang akrab disapa Mas Fuad ini, mengaku dirinya saat ini resmi sebagai notaris usai lulus ujian mengikuti seleksi pengangkatan calon notaris yang diselenggarakan Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenkumham RI.

"Sertifikat kelulusannya sudah saya terima tertanggal 15 Oktober 2024. Dan sejak tahun 2020, saya menjadi anggota luar biasa Ikatan Notaris Indonesia dan sudah dikukuhkan, alhamdulillah," ujarnya.

Selain jadi takmir Mushola yang membawai puluhan remaja Masjid, ayah satu anak ini, rupanya juga dipercaya menjadi Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Cilacap periode 2021-2026. "Kebetulan SK-nya langsung dari Pak Idrus Marham, mantan Mensos," kata Fuad.

Selain aktif di BKPRMI Cilacap, ia juga aktif di organisasi kepemudaan seperti KNPI. "Di KNPI, saya ditunjuk menjadi Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM Advokat yang sudah lulus ujian notaris Kemenkumham. Dan saya juga bergabung di LBH Ansor sebagai Wakil Ketua," jelas Fuad.

Sebelum mengabdikan diri sebagai seorang takmir Mushola, pria kelahiran Cilacap 28 September 1993 ini juga mengaku pernah mengabdikan diri di salah satu Ponpes di Yogyakarta menjadi supir kyai.

"Awal mulanya saya mondok di Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta. Disitu saya belajar Nahwu shorof, hingga kemudian mengabdi jadi supir kyai. Kebetulan diamanahi oleh keluarga ndalem," tutur Fuad.

Fuad juga mengaku pernah mencoba ngalap berkah di sejumlah Pondok Pesantren untuk menambah pengalaman, selain di Ponpes Yayasan Ali Maksum Krapyak. 

"Pernah mondok juga di Pondok Pesantren Roudlotul Quran Cilacap. Lalu di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin Kesugihan, komplek M Pondok Pesantren Al Munawir, pindah lagi ke Pondok Pesantren Al Barokah, lalu ke Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta, disitu dengan niat ngalap berkah," beber Fuad.

Fuad sendiri rupanya tidak hanya dikenal warga sekitar sebagai seorang takmir Mushola, namun suami dokter umum ini juga dikenal sebagai seorang pengacara yang dinilai cukup sukses. 

"Saya kebetulan seorang advokat sudah dari tahun 2019. Namun tidak selamanya menjadi pengacara yang berbayar. Jadi kadang Probono atau bebas biaya karena niat saya ibadah untuk mengabdi, membantu masyarakat. Menurut saya pendampingan advokasi juga bernilai ibadah. Ini juga pesan dawuh dari kyai," katanya.

Ia pun bercerita pengalamannya sebelum menjadi advokat. "Awalnya saya dulu masuk ke organisasi IPNU Kabupaten Bantul sebagai Sekretaris, lalu KNPI, membawai Departemen Bidang Kepemudaan hingga menghantarkan saya menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat IPNU di PBNU Jakarta selama kurang lebih tiga tahun, sambil sekolah Advokat di Jakarta," ungkap Fuad.

Dirinya juga berbagi pengalaman pernah mewakafkan diri di Lembaga Wakaf dan Pertanahan Kantor PBNU. "Saat itu masih klantang-kluntung lah, istilahnya. Belum tetap, boro-boro gaji tetap, tempat tinggal saja belum tetap," ujar alumni sekolah almamater Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD MAN 01 Yogyakarta ini.

Berbekal ilmu yang didapat usai mengeyam pendidikan advokat di Jakarta, Fuad lantas mulai terjun menjadi seorang advokat dan menekuninya hingga saat ini. "Alhamdulillah sekarang saya sudah punya tempat tinggal tetap. Saya punya anak laki-laki satu, istri saya dokter. Saya menikah dengan istri setelah istri bergelar dokter umum dan saya sudah menjadi advokat," paparnya.

"Saya pernah juga dulu sebelum menikah, usaha jualan alat kesehatan dan obat-obatan, kerjasama sama rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan sebagai penyedia jasa di area Jatim dan Jateng, dan usaha lain buat nambah pengalaman dan pundi-pundi rupiah," sambungnya.

Sukses meniti karir sebagai pengacara muda di Cilacap, anak dari mantan Anggota DPRD Cilacap sekaligus aktivis NU ini lalu mencoba peruntungan terjun ke dunia politik. "Saya pernah ikut nyaleg di NasDem Dapil Kota tahun ini dengan peringkat yang tidak jauh dari yang terpilih. Selisih suara juga tidak sampai 1.000 suara," ucap Fuad.

"Lalu saya bergabung ke Partai NasDem dan didaulat jadi bendahara partai sejak tahun 2022. Pahit getirnya pengelolaan tentu sebagai pembelajaran buat saya," pungkas politisi muda NasDem ini.

Fuad juga mengaku dalam waktu dekat berniat akan melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S3 dan Profesor. "Ini pesan kyai saya 'Minal mahdi ilal lahdi', mencari ilmu dari mulai lahir sampai berpisah raga," ucap pria berambut cepak ini. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Satria Galih Saputra
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya