SUARA INDONESIA

Nelayan Banyuwangi Sepi Tangkapan, Ini Penyebabnya

Muhammad Nurul Yaqin - 09 February 2021 | 14:02 - Dibaca 2.27k kali
Ekbis Nelayan Banyuwangi Sepi Tangkapan, Ini Penyebabnya
Nelayan di kawasan Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi tidak melaut. Perau nelayan terlihat masih diparkir di pinggiran pantai.

BANYUWANGI- Nelayan tradisional di Kawasan Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi kesulitan memperoleh tangkapan ikan. Hal itu karena cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini. Cuaca ekstrem berdampak besar terhadap aktivitas nelayan. 

"Dengan cuaca seperti ini sudah hujan ada anginnya dan cuaca buruk itu sangat berpengaruh sekali," kata Lurah Kampung Mandar, Dwi Sasongko saat dikonfirmasi.

Dwi menyampaikan bahwa nelayan mandar tidak menuai hasil sama sekali dari aktivitas melautnya. Hal itu lantaran adanya angin kencang. Nelayan sekitar menyebutnya angin barat daya.

"Satupun tidak ada yang dapat. Saya mengecek dikawasan plengsengan atau di kawasan pesisir sekian banyak nelayan bilang tidak ada satupun yang dapat," ujarnya.

Dwi mengungkapkan, tidak adanya ikan yang ditangkap tentu berdampak buruk bagi perekonomian nelayan. Terlebih masyarakat nelayan Kampung Mandar sangat bergantung pada laut dan tidak memiliki pekerjaan sampingan selain mencari ikan.

Sehingga, kata Dwi, karena hampir tidak ada ekonomi yang didapat. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat menggunakan sisa simpanan uang yang dimiliki.

"Untuk memenuhi kebutuhan hidup ya kalau dia punya simpanan sedikit-sedikit, ya itu yang digunakan, untuk masyarakat yang tidak memiliki simpanan terpaksa harus menghitung di toko-toko. Itu solusi masyarakat saat ini," imbuhnya.

Dwi juga menyebutkan di tengah cuaca ekstrem, masyarakat nelayan memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan perawatan kapal.

"Nelayan memanfaatkan untuk bersih-bersih perahu, cek mesin dan lain sebagainya," pungkasnya.

Terpisah, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Freddy Dwi Kurniawan menginformasikan bahwa saat ini merupakan puncak musim penghujan. Sudah terjadi pada bulan Januari dan berlangsung hingga Februari 2021.

Untuk gelombang laut di wilayah selatan Jawa Timur, kata dia, akhir-akhir ini cukup tinggi. Pantauan BMKG gelombang mencapai 3 sampai 5 meter.

"Kami menghimbau kepada nelayan dalam melakukan aktivitas agar berhati-hati, karena memang gelombangnya cukup tinggi," ucapnya.

Dia menyebut, untuk hari ini gelombang di perairan selatan Jawa Timur diprediksi sudah turun sekitar 3,5 meter.

"Untuk tanggal 10 Februari sudah sekitar 2,5 meter. Jadi sudah normal," tutupnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya