SUARA INDONESIA

Panic Buying Picu Kelangkaan Gas Melon di Situbondo, Anggota DPR RI dan Pertamina Cek Lapangan

Syamsuri - 15 April 2024 | 18:04 - Dibaca 1.16k kali
News Panic Buying Picu Kelangkaan Gas Melon di Situbondo, Anggota DPR RI dan Pertamina Cek Lapangan
Anggota Komisi  VI DPR-RI, Nasyim Khan bersama Sales Brand Manager Pertamina Area Situbondo - Banyuwangi, Hendra Saputro saat melakukan kunjungan ke Pertamina SPPBE PT Amilia Jaya Sentosa Kapongan Situbondo, (Foto : Syamsuri/ Suaraindonesia.co.id)

SUARA INDONESIA, SITUBONDO - Anggota komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB Nasyim Khan bersama Sales Brand Manager Pertamina Area Banyuwangi - Situbondo Hendra Saputro, melakukan kunjungan kerja ke salah satu Pertamina SPPBE di Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin (15/04/2024).

Dalam kunjungan tersebut, mereka ingin memastikan stok elpiji tabung bersubsidi isi 3 kg di masa Idul Fitri 1445 H untuk masyarakat di Situbondo aman.

Hendra Saputro mengatakan karena pada saat ini masih awal tahun jadi untuk kuota elpiji tabung isi 3 Kg bersubsidi di Situbondo masih on the track dengan menyesuaikan penyaluran kuota yang ada yaitu 22.600 tabung per hari.

Sedangkan kuota dalam satu tahunnya itu berbeda tergantung dari kebijakan pemerintah. "Kelangkaan elpiji bersubsidi ini terjadi karena ada peningkatan pembeli sebelum hari raya. Yakni adanya kepanikan di masyarakat (panic buying) terkait persediaan stok elpiji isi 3 kg, sehingga banyak masyarakat pada saat itu yang membeli secara berlebihan,"ujarnya.

Padahal, kata Hendra Saputra, jatah untuk membeli elpiji tabung bersubsidi isi yang 3 kg itu, seharusnya satu KTP hanya dapat jatah satu tabung. Tapi ternyata yang terjadi di lapangan satu KTP atau satu KK ditengarai masih ada yang dapat jatah 3 hingga 5 tabung.

"Hal ini terjadi kemungkinan besarnya ada kepanikan masyarakat menjelang Lebaran yang biasanya cuma membeli satu atau dua tabung, tetapi faktanya pembeliannya berlipat ganda, padahal di lapangan kita sudah memberikan jatah tambahan sebesar 200 persen yaitu dari 22.600 menjadi 45.200 tabung bersubsidi dengan isi 3 kg,"bebernya.

Lebih lanjut Hendra Saputro, menjelaskan untuk kuota di masing masing pangkalan itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, kalau misalnya kebutuhannya masyarakat itu banyak ya kita kasihkan banyak, kalau sedikit kita kasihkan sedikit, artinya sesuai dengan kebutuhannya.

"Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat yang membeli elpiji agar membeli di pangkalan pertamina dan disana dipastikan persedian elpiji tersebut ada, selain itu agar masyarakat juga supaya mendapat harga yang sesuai dengan HET yaitu Rp. 16.000 dengan isi tabung 3 kg,"tutupnya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR-RI, Nasyim Khan menambahkan, kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kuota elpiji tabung melon yang ada di daerah setempat tercukupi.

Namun, ternyata kepanikan masyarakat dalam situasi dan kondisi di dalam satu tahun punya empat hari besar yaitu tahun baru, Natal, Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari libur lainnya, banyak masyarakat yang membeli gas bersubsidi berlipat ganda.

"Sebetulnya mitra kita BUMN khususnya di Pertamina itu membagi tatanan kebutuhan Elo yaitu kebutuhan gas yang ada dimasing masing daerah, termasuk di Situbondo, karena mereka sudah bisa mengeluarkan tambahan elpiji gas di hari besar dan sesudah hari besar," ujarnya.

Tetapi yang terjadi sekarang, menurut Nasyim, masyarakat ini ada kepanikan dan kekhawatiran, sehingga ketika hari besar itu membeli berlebihan. Dan ini pentingnya data berbasis IT yang nanti akan dikembangkan oleh Pertamina.

"Harus ada pembatasan sesuai Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, sehingga untuk masyarakat yang memerlukan gas bersubsidi mulai dari petani, usaha mikro, nelayan dan lain lain yang membutuhkan, itu tepat sasaran dan tidak ada lagi yang membeli berlebihan," bebernya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar datang langsung ke pangkalan resmi jika ingin membeli gas bersubsidi. Hal ini agar bisa dipantau secara langsung oleh Pertamina, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang membeli gas bersubsidi secara berlipat ganda.

"Hal ini harus dilakukan oleh Pertamina karena ini sudah menjadi perhatian pemerintah kedepannya, agar tidak terjadi kelangkaan gas elpiji bersubsidi yang menjadi hak masyarakat," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV