SUARA INDONESIA

Dianggap ada Mahluk Halusnya, Kantor Bupati Sumenep 'Diruqyah'

Redaksi - 10 January 2022 | 13:01 - Dibaca 2.43k kali
Pemerintahan Dianggap ada Mahluk Halusnya, Kantor Bupati Sumenep 'Diruqyah'
Aksi ratusan massa sata demo di halamanan kantor Bupati Jember (Foto: Istimewa)

SUMENEP - Ratusan warga dari Desa Matanaer, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor bupati pada Senin, 10 Januari 2022.

Pendemo yang terdiri dari ibu-ibu yang memakai pakaian serba putih dan bapak-bapak disela-sela menyampaikan aspirasinya menggelar istiqhasah dan doa ruqyah di depan Kantor Bupati Sumenep. 

Mereka menilai kantor yang beralamat di jalan Dr. Cipto ini dihuni makhluk halus yang menyusup ke para pejabat, termasuk ke bupati. Akibatnya, bupati tidak melaksanakan putusan PTUN berkaitan dengan kasus Pilkades di Desa Matanaer.

"Kedatangan kami ke sini untuk merukiah kantor bupati agar bersih dari makhluk halus. Karena masyarakat menginginkan bupati menjalankan tugasnya sesuai aturan yang berlaku," kata salah satu orator aksi, Witri saat berorasi.

Meski sudah berusaha dan meminta untuk minta ketemu, mereka tetap tidak bisa masuk ke kantor bupati.

Tidak hanya itu, satuan aparat kepolisian berseragam lengkap menjaga ketat dengan kawat berduri.

"Bupati harusnya melaksanakan hasil putusan PTUN. Tetapi sampai saat ini tidak jelas," tegasnya.

Sebelumnya, terdapat Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Peninjauan Kembali (PK). Putusan PTUN dan PK tersebut isinya membatalkan Keputusan Bupati Sumenep nomor: 188/485/KEP/435.012/2019, tanggal 02 Desember 2019, Tentang Pengesahan dan Pengangkatan Kepala Desa Terpilih hasil Pilkades Serentak 2019.

Dengan demikian, Bupati Sumenep diminta membatalkan status H. Gazali sebagai Kades Matanair yang telah dilantik pada 30 Desember 2019. Kemudian melantik Ahmad Rasidi yang merupakan rivalnya pada pelaksanaan Pilkades 2019 lalu.

Namun, hingga saat ini putusan tersebut belum dilaksanakan oleh bupati sehingga warga beberapa kali mendatanginya.

Anehnya, hingga mereka membubarkan diri dengan tertib, tidak ada pejabat Pemkab yang menemuinya. Mereka mengancam akan kembali mendatangi kantor bupati apabila tuntutannya tidak kunjung dipenuhi.

"Apabila dalam satu minggu ini tidak ada kejelasan, kami akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak," tukasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Pemerintahan

View All
EDISI, 14 NOVEMBER 2024
14 November 2024 - 06:11
EDISI, 14 NOVEMBER 2024
EDISI, 13 NOVEMBER 2024
13 November 2024 - 06:11
EDISI, 13 NOVEMBER 2024
EDISI, 22 OKTOBER 2024
22 October 2024 - 06:10
EDISI, 22 OKTOBER 2024
EDISI, 10 OKTOBER 2024
10 October 2024 - 18:10
EDISI, 10 OKTOBER 2024
EDISI, 08 OKTOBER 2024
08 October 2024 - 05:10
EDISI, 08 OKTOBER 2024