SUARA INDONESIA, SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga di tengah meningkatnya risiko geopolitik global.
Hingga triwulan ketiga 2024, kinerja ekonomi domestik menunjukkan performa yang solid, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,95 persen secara tahunan (yoy) pada periode tersebut.
“Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi dari triwulan I hingga III mencapai 5,03 persen. Dengan tren ini, kami optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2024 akan bertahan di atas 5 persen,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, saat zoom, Sabtu (14/12/2024).
Faktor eksternal seperti surplus neraca pembayaran menjadi penopang utama stabilitas ekonomi. Inflasi pun terjaga pada tingkat yang terkendali, didorong stabilitas harga pangan. Namun, beberapa indikator menunjukkan perlambatan, seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang masuk zona kontraksi, serta pelemahan pada penjualan ritel, kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen.
Di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang November mencatat penurunan 6,07 persen secara bulanan (month-to-date) ke level 7.114,27. Secara tahunan (year-to-date), IHSG turun 2,18 persen. Meski begitu, kapitalisasi pasar masih mencatat kenaikan 2,87 persen secara tahunan.
Selain itu, penghimpunan dana di pasar modal tetap positif, mencapai Rp219,45 triliun hingga November 2024, dengan 34 emiten baru yang berhasil meraih Rp51,20 triliun melalui penawaran umum perdana dan instrumen lainnya.
Kinerja perbankan juga menunjukkan pertumbuhan yang solid. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan 10,92 persen yoy hingga Oktober 2024, mencapai Rp7.656,90 triliun.
Kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,63 persen, diikuti kredit konsumsi sebesar 11,01 persen, dan kredit modal kerja 9,25 persen. Bank milik negara menjadi penggerak utama, mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,64 persen yoy.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 6,74 persen yoy menjadi Rp8.751,16 triliun, dengan pertumbuhan merata pada tabungan, giro dan deposito.
OJK juga aktif dalam menjaga integritas sektor keuangan, termasuk melalui pemberantasan judi daring. Hingga November 2024, OJK telah memblokir sekitar 8.000 rekening yang diduga terkait aktivitas perjudian online.
“Kami terus memperkuat koordinasi melalui Satgas Pemberantasan Perjudian Daring untuk menekan modus kejahatan ini,” tegas Ismail.
Meski stabilitas keuangan nasional terjaga, OJK mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap dinamika global yang dapat memengaruhi perekonomian domestik.
“Kami akan terus memastikan sektor jasa keuangan tetap stabil dan berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Dona Pramudya |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi