BANYUWANGI- Nasib kakak beradik yang berasal dari Dusun Sempu, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, tak seberuntung siswa lainnya.
Sebab, untuk bisa menempuh pendidikan di sekolah, mereka rela jalan kaki melewati jalur yang ekstrem. Mulai perbukitan, jalan terjal, hingga menyeberangi sungai besar.
Kakak beradik ini bernama Sugihartono (13) kelas 6 SD dan Nurhalimah (8) yang masih kelas 3 SD. Keduanya anak dari Baijuri (54), yang kesehariannya bekerja serabutan.
Tono dan Halimah sapaan karibnya, sekolah di Madrasah Ibtidaiah (MI), di Dusun Sumberan, Desa Macanputih, kecamatan setempat.
Sekolah tersebut berada di seberang sungai dari rumah mereka, kurang lebih berjarak hampir 1 kilo jika ditempuh dengan jalan kaki.
Jurnalis suaraindonesia.co.id saat melakukan peliputan di lapangan, terlihat adik kakak itu sedang pulang dari sekolah dan menyeberangi sungai yang membatasi jalan dari sekolah ke rumahnya.
Dengan penuh hati-hati, kakak beradik itu bergandengan tangan sembari mengangkat seragam bawahannya agar tidak terkena air.
Usai menyeberang, mereka kemudian melewati jalan tanjakan perbukitan yang cukup berat agar sampai ke rumahnya.
Di usianya yang masih anak-anak. Semangat kakak beradik ini patut diacungi jempol, meski berada di kondisi yang sulit, keduanya tetap melewati hari-hari dengan semangat menuntut ilmu.
"Meski terkadang capek, mau tidak mau harus tetap sekolah untuk mengejar cita-cita saya menjadi tentara," ucap Tono sambil tertawa.
"Kalau saya ingin menjadi dokter," timpal adiknya.
Mereka mengaku sudah terbiasa pulang pergi melewati jalan tersebut. Hingga pernah jatuh terpeleset. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi