SUARA INDONESIA

Mengenal Lebih Dekat Sosok Yai Mim, Dosen Senior UIN Maliki Malang

Tamara Festiyanti - 22 October 2021 | 07:10 - Dibaca 7.68k kali
Features Mengenal Lebih Dekat Sosok Yai Mim, Dosen Senior UIN Maliki Malang
KH.Mohammad Imam Muslimin (Yai Mim) Dosen Senior UIN Maliki Malang (Foto Istimewa)

MALANG - KH. Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim orang menyebutnya. Dia adalah salah seorang Dosen Senior UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Yai Mim, lahir dari pasangan suami istri pasangan almarhum Bapak H.Achmad Mochammad Mardi Hasan Karyantono dan Ibu Hj. Siti Katmiyati di Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Tidak hanya itu, pria kelahiran Blitar Tanggal 11 Maret 1966 ini, saat ini diamanahi menjadi pengasuh PP.Anshofa dan PP Bayt Al Qur'an Nurus Shafa Malang.

Berbekal pendidikan formal Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Qodiriyah lulus pada tahun 1980 dilanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Bakung dan sekesai tahun 1983.

Kemudian berlanjut ke jenjang Madrasah Aliyah (MA) Al Kamar Kunir Wonodadi Tahun 1986.

Meski harus berpisah dengan kedua orang tuanya di usia remaja. Yai Mim belajar ilmu agama di Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi.

Di tempat itu, Yai Mim mulai kenal dan mendalami Fiqh, Bahasa Arab, Tafsir dan Tasawuf dibawah asuhan seorang Ulama' Besar KH.A.Tohir Wiajaya.

Baru tahun 1986, Yai Mim melanjutkan pendidikan formalnya di IAIN Sunan Ampel jurusan Bahasa Arab dan selesai pada tahun 1991.

Karena berprestasi dan mendapat barokah pesantren, dia diangkat sebagai dosen luar biasa di IAIN Sunan Ampel yang ada di Malang.

Baru, pada Tahun 1998 dirinya diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Tarbiyah Malang yang kemudian berubah nama menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Meski sudah menjadi dosen tetap Yai Mim tidak berhenti sampai di situ. Yai Mim melanjutkan studi pasca sarjana (S2) di Universitas Muhamadiyah Malang dan lulus tahun 2000.

Sementara untuk gelar Doktornya sendiri, berhasil di raih di UIN Sunan Ampel dan UIN Malik Ibrahim Malang Tahun 2012.

Disamping pendidikan formal diatas, Yai MIM sejak kecil selalu rajin dan tekun belajar agama baik di surau maupun di Madrasah Diniyah (MD).

Salah satunya, di Madrasah Diniyah Al Hikmah Bendorejo, Madrasah Diniyah Al Qodiriyyah Wonorejo, Madrasah Diniyah Darus Salam Gragalan. 

Ketika mondok di Al- Kamal Blitar, ia juga pernah mengaji khusus Al Qur'an dengan seorang Hafidz Qur'an Gus Nafi (KH. Hanafi Akhyat) Pengasuh PP. Mahaijatul Qurro' (MQ) Kunir Blitar.

Demikian pula saat menempuh Pendidikan S1, di Malang ia juga mondok di PP. Miftahul Huda Gading Pesantren di bawah asuhan Almaghfurlah KH. Abdurrohman Yahya.

Pada tahun 2003, ia kembali mendapatkan kesempatan mengikuti Pelatihan Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Masyarakat Islam di Universitas al Azhar Cairo Mesir. 

Disinilah, ia bertemu dengan para Ulama kelas dunia seperti Syekh 'Ashur, Syekh Mahmod, Syekh Toyib dan beberapa tokoh lain.

Yai Mim, selalu bersama dengan seorang teman sekaligus guru Qur'an yaitu Syekh A. Zuhri seorang hafidz Qur'an dari Menes Pandeglang Jabar. Saat di Mesir itu pula, bersama Syekh Zuhri.

Pada usia 37 tahun, Yai MIM menghafalkan Al Qur’an. Sepulang dari Mesir, beliau memperdalam lagi di Pesantren Menes Pandeglang.

Pesantren pertama yang didirikan oleh Yai MIM, adalah Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shafa (ANSHOFA) pada tahun 2007. Tahun 2021, mendirikan pesantren kedua yaitu Pondok Pesantren Pesantren Bayt Al Qur’an Nurus Shafa (BaiQu NUsa).

Dalam mengasuh dan memimpin para santri di kedua Pondok Pesantrennya, Yai MIM menerapkan Lead by example atau mendidik dan memimpin dengan memberikan teladan baik (uswah hasanah).

Demikian perjalanan seorang Yai Mim dalam mencari ilmu agama dan pendidikan formalnya.

Dari Yai Mim kita bisa belajar, meskipun dirinya berasal dari sekolah swasta pinggiran dan berlatar belakang santri dan kecil hati.

Justru hari ini, banyak tokoh berpengaruh menempati posisi strategis berlatarbelakang santri.

'Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021'.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara Festiyanti
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya