JOMBANG - Siapa sangka sayur gambas yang biasa dijadikan menu masakan ini bisa menjadi spons mandi maupun cuci piring.
Ditangan Lutful Hakim, sayuran gambas disulap menjadi spons mandi yang bernilai jual tinggi.
Ditemui saat pembuatan spons di rumahnya, di Perumahan Denanyar Indah, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Lutful sedang sibuk mengepak spons buatannya untuk di kirim ke pelanggan, Rabu (14/12/2022).
Setahun menjalani usaha tersebut, bisnis Lutful semakin diminati pembeli. Bukan hanya di Jombang, permintaan juga datang dari luar kota. Mulai dari Sidoarjo, Surabaya, Kediri, Magelang hingga Jakarta.
Bahkan yang order spons gambas dari luar pulau juga ada. Mulai dari Samarinda hingga pulau Bali.
Lutful Hakim mengatakan, untuk saat ini kendala yang ditemuinya adalah bahan baku serta cuaca yang ekstrem. Sehingga untuk pengeringan spons masih mengandalkan sinar matahari, karena proses masih tradisional.
"kalau proses normal biasanya 4 sampai 5 hari, dari awal sampai akhir. Untuk saat ini bisa sampai 9 hari, dikarenakan cuaca yang ekstrem," tambahnya.
Lutful menambahkan,untuk sehari poduksi, hasil spons kisaran 300 sampai 400 biji gambas. Tergantung pada saat panen. Kalau hasil melimpah, bisa 400 lebih.
Dalam sebulan, usaha membuat spons mampu menghabiskan sekitar 7 hingga 8 ribu biji.
Harga yang dipatok antara Rp 8 hingga Rp 12 ribu. Tergantung kualitas atau besar dan kecilnya ukuran.
“Omzetnya rata-rata Rp 12 sampai 15 juta dalam satu bulan. Baik penjualan secara langsung maupun melalui market place atau online,” terangnya.
Untuk mengatasi kendala bahan baku gambas ini, Lutful kemudian membangun kemitraan dengan petani setempat yang ada di Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk.
“Juga petani di Kecamatan Wonosalam Jombang. Kami manjalin kemitraan dengan petani. Saat ini sudah ada lahan empat hektare. Sehingga kita tidak lagi kebingungan masalah bahan baku," imbuhnya.
Mungkin satu-satunya kendala yang dihadapi Lutful saat ini hanyanya soal cuaca.
"Karena musim hujan, pengeringan spons gambas membutuhkan waktu lebih lama karena cuaca yang estrim,” pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Moh.Husnul Yaqin |
Komentar & Reaksi