SUARA INDONESIA

39 Tahun Berjalan, Produksi Alat Musik Kentongan Kayu di Jember Tetap Eksis

Zainul Hasan - 18 December 2022 | 22:12 - Dibaca 4.38k kali
Features 39 Tahun Berjalan, Produksi Alat Musik Kentongan Kayu di Jember Tetap Eksis
Sutaji, saat memahat kayu nangka untuk dijadikan kentongan. (Foto: Zainul Hasan/Suaraindonesia.co.id)

JEMBER - Seakan tak lekang oleh waktu, produksi alat musik tradisional kentongan kayu yang dilakoni Sutaji, warga Dusun Curah Renteng, Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tetap eksis hingga saat ini.

Kini, usaha yang digeluti Sutaji sudah berjalan selama 39 tahun. Ia merintisnya sejak tahun 1983 silam.

Tak ayal pelanggannya pun mulai bertebaran di berbagai daerah. Mulai Bali, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi, Sampang, Pamekasan, Bangkalan dan daerah lainnya.

Bahkan sebanyak satu set alat musik ciptaannya pernah di ekspor ke luar negeri, yakni Australia, oleh rekan bisnisnya beberapa tahun lalu.

Harga kentongan pun bervariasi. Tergantung jenis kayu, ukuran dan tingkat kerumitan pengerjaan.

Namun untuk kentongan berbahan kayu nangka, dalam satu set alat musik kentongan dibanderol Rp 12 hingga Rp 14 juta.

Sedangkan untuk kayu mahoni maupun kayu mangga, harganya bisa lebih murah dibawah itu. Yang jelas, jenis kayu turut menentukan kualitas bunyi yang dihasilkan.

Satu set terdiri dari 11 buah kentongan. Mulai dari yang ukuran kecil hingga berukuran jumbo.

Untuk ukuran kentongan paling kecil, panjangnya kisaran 45 centimeter dengan 15 medle. Sedangkan ukuran besar bisa mencapai 160 hingga 200 centimeter dengan rata-rata 30 medle.

Selama penggarapan, Sutaji tidak mengerjakannya seorang diri. Namun dibantu oleh 4 orang karyawannya yang ia rekrut dari tetangganya sendiri.

"Untuk menyelesaikan satu set Kentongan, bisa memakan waktu dua bulan. Soalnya tergantung cuaca. Kalau terang, bisa cepat kering. Tapi kalau musim hujan, lama keringnya," ucapnya, Minggu (18/12/2022).

Bagi Sutaji, untuk memperoleh kayu nangka sebagai bahan utama kentongan, tentu tidaklah sulit. Sebab pria berusia 57 tahun ini sudah puluhan tahun malang melintang di dunia produksi musik kentongan.

"Saya punya banyak teman di berbagai daerah yang bisa dihubungi kapan saja untuk mencarikan kayu nangka. Tinggal di telepon, mereka langsung mencarikannya," imbuhnya.

Istimewanya, Sutaji bukan hanya memproduksi alat musik saja, melainkan juga melayani servis kentongan dari berbagai jenis.

"Kadang ada orang yang minta di setel kentongannya, agar suara yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Zainul Hasan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya