SUARA INDONESIA, PROBOLINGGO - Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Sindikasi Survei Indonesia (SSI) merilis hasil survei terbaru seputar kontestasi Pilbup Probolinggo 2024.
Dua lembaga survei itu mengungkapkan fakta mengejutkan terkait preferensi politik masyarakat Kabupaten Probolinggo, bahwa sebanyak 76 persen warga menyatakan tidak suka kepemimpinan dinasti politik.
Survei tersebut dilakukan pada 9 sampai dengan 14 November 2024, dengan melibatkan 800 responden menggunakan metode multistage random sampling. Sedangkan margin of error pada survei ini sebesar ±3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei menunjukkan keinginan besar masyarakat untuk perubahan nyata dalam kepemimpinan Kabupaten Probolinggo ke depan.
“Mayoritas warga menginginkan perubahan, baik dalam hal kepemimpinan maupun sistem birokrasi. Ada kekhawatiran yang cukup besar jika daerah ini kembali dipimpin oleh keluarga dinasti,” ujar Yoes C. Kanawas, Peneliti LSI.
Lebih lanjut, data survei itu menunjukkan hanya 6,7 persen masyarakat yang masih mendukung keberlanjutan dinasti politik, sedangkan sisanya sekitar 17,3 persen memilih tidak menjawab.
Hasil survei tersebut menjadi indikasi kuat bahwa masyarakat Kabupaten Probolinggo mendambakan pemimpin yang lebih independen dan inovatif.
Data survei ini juga mengungkapkan tingginya tingkat penerimaan masyarakat terhadap pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Gus Haris-Lora Fahmi. Hal itu dibuktikan dengan elektabilitas pasangan ini yang mencapai 75,1 persen (versi LSI) dan menyentuh 78 persen (versi SSI).
Dukungan ini dikaitkan dengan program-program unggulan yang ditawarkan seperti pemberdayaan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan akses pendidikan.
“Pasangan Gus Haris-Lora Fahmi berhasil merepresentasikan aspirasi warga yang menginginkan perubahan dan kepemimpinan yang bersih dari pengaruh dinasti,” imbuh Yoes. C. Kanawas.
Tingginya masyarakat menolak dinasti politik melalui hasil survei ini, dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Kabupaten Probolinggo sedang menuju era baru dalam tata kelola pemerintahan.
Warga kini menginginkan pemimpin yang hadir untuk melayani dan mendengar, bukan sekadar mempertahankan kekuasaan.
"Sudah jenuh, bertahun-tahun dipimpin oleh dinasti politik tapi pembangunan tak ubahnya jalan di tempat. Kita terasa sudah tertinggal jauh dengan daerah tetangga. Saatnya untuk memperbaiki semua, dan waktunya berbenah," ungkap Syamsul Arifin, warga Tongas Probolinggo menyikapi hasil survei tersebut. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi