JEMBER-Allah SWT memiliki banyak sekali cara untuk mengangkat derajat hamba-hamba-Nya.
Diantara cara-cara tersebut, salah satunya adalah dengan ujian, seperti penyakit dan kesusahan dalam hidup.
Sesungguhnya ujian dalam bentuk penyakit bukanlah sebuah laknat Allah SWT pada penyitasnya, melainkan karena Allah sayang padanya dan ingin menghapuskan dosa-dosanya.
Ustaz Abdul Somad menjelaskan ada orang-orang yang berbuat khilaf maupun salah, diuji Allah dengan penyakit, dengan gundah gulana maupun dengan duri yang menusuk kaki, agar dosa-dosanya hilang dan derajatnya ditinggikan.
"Ada orang yang khilaf, salah dan berdosa, lalu Allah sayang kepadanya, Allah uji dia dengan penyakit, lalu Allah bersihkan dia sampai dia berjalan di muka bumi tidak ada lagi dosanya walau sebiji debu, bersih-sebersihnya," jelas ustaz Abdul Somad pada kanal YouTube Dakwah Insani.
Namun, sering kali pandangan manusia berbeda, sehingga menganggap mereka yang sakit-sakitan, mereka yang selalu dalam kesusahan sedang mendapat laknat dari Allah SWT.
Padahal sejatianya ujian-ujian tersebut adalah bentuk kasih sayang Allah SWT.
"Allah menguji manusia membuat derajatnya naik, Allah menguji manusia membuat dosanya hilang, Allah menguji manusia membuat dia sabar dan ketika dia sabar Allah memberikan balasan," terangnya.
Sebaliknya, kebanyakkan manusia menganggap kesejahteraan yang dia rasakan adalah bagian dari nikmat yang Allah berikan.
Kenikmatan yang membuat para penerimanya lupa diri, dan menjauhkan mereka dari Allah SWT.
Inilah azab Allah yang sesungguhnya. Azab dalam bentuk kenikmatan yang di dalam Al-Qur'an disebut dengan istdraj.
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui." QS Al-A'raf ayat 182.
Hal ini terjadi karena mereka berbuat zalim dan aniaya. Allah memanjangkan umurnya, memperbanyak hartanya dan menyehatkan anggota keluarganya, hingga lupa untuk mendekat pada-Nya.
Dalam QS Al-Lahab disebutkan laknat adalah saat tiga hal dalam diri manusia menjauhkannya pada Allah SWT.
Tiga hal tersebut adalah, harta, usaha dan perempuan atau istri.
"Hartanya yang banyak, justru membuat dia semakin jauh dengan Allah. Usahanya, pekerjaanya, aktifitasnya juga membuatnya jauh dari Allah. Dan perempuan yang mendampingi dirinya juga membuat dia semakin jauh dari Allah SWT," katanya.
Maka dari itu sebagai manusia hendaknya selalu berhati-hati atas apa yang dilakukan.
Agar tidak tertipu kenikmatan yang Allah berikan hingga lupa bersyukur, maupun tenggelam dalam kesedihan hingga lupa untuk bersabar atas ujian yang Allah berikan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi