JEMBER, Suaraindonesia.co.id - Pembongkaran tugu perguruan silat PSHT di Kecamatan Pakusari, Jember mendapat penolakan keras dari sejumlah anggota ranting Pakusari.
Muhammad Fadil, salah satu anggota PSHT ranting Pakusari menjabarkan bahwa tugu yang berdiri di pinggir Jalan Nasional itu merupakan simbol dari organisasi.
“Membangun tugu itu gak gampang, kita bukan mempermasalahkan masalah biaya, tetapi perjuangan kita saat tugu tersebut didirikan,” ujarnya kepada media, Senin (28/8/2023) siang.
Fadil juga menyampaikan bahwa dirinya beserta rekan-rekannya akan terus mempertahankan tugu tersebut agar tidak dibongkar oleh siapapun.
“Kita bersama-sama akan merapatkan barisan, berpegang teguh pada pendirian agar tugu kami tidak dibongkar. Kami sudah aman dan tentram, apalagi di wilayah Pakusari, Mayang dan Ajung ini,” bebernya.
Sementara itu, Waka 3 PSHT Cabang Jember, Heri Sudiono menjelaskan bahwa niat awal, pihaknya dan sejumlah anggota lain memang akan membongkar tugu tersebut.
“Kita memang akan membongkar tugu itu, namun karena situasi yang tidak kondusif, sementara tidak jadi kita bongkar sambil mencari opsi-opsi yang lainnya,” jelasnya.
Ia melanjutkan, “Kita juga akan berkoordinasi dengan Forkopimda Kabupaten Jember, langkah apa yang selanjutnya akan diambil,” imbuhnya.
Selain itu, Heri juga mengajak anggotanya agar mau berpikir jernih dan tetap menjaga kekompakan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Mari bersama-sama berpikir yang jernih, kita jaga persaudaraan. Kalau seandainya ini terjadi pembongkaran, maka dampaknya juga akan lebih besar,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Ambang Hari Laksono |
| Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi