SUARA INDONESIA

Bulog Banyuwangi Digerojok 15 Ribu Ton Beras Thailand

Muhammad Nurul Yaqin - 21 February 2024 | 12:02 - Dibaca 575 kali
News Bulog Banyuwangi Digerojok 15 Ribu Ton Beras Thailand
Proses bongkar muatan beras impor dari Thailand di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Mulai pertengahan 2023 hingga awal 2024, Perum Bulog Banyuwangi, Jawa Timur, terus kedatangan beras impor.

Terbaru, Bulog Kantor Cabang Banyuwangi digerojok 15 ribu ton beras impor dari Thailand. Beras impor datang di saat harga beras melambung di pasaran.

Beras dikirim via perairan menggunakan kapal dan berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.

“Beras impor datang pada awal pekan kedua Februari ini. Proses bongkar muat masih dilakukan,” Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Harisun, Rabu (21/2/2024).

Hingga saat ini, jumlah beras yang telah berpindah dari kapal ke Gudang Bulog di Ketapang sekitar 10 ribu ton.

Sisanya sebanyak 5 ribu ton diharapkan rampung proses bongkarnya dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Harisun, mayoritas beras impor yang datang akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT merupakan salah satu daerah defisit beras di Indonesia Timur.

"Instruksi dari pusat, sebanyak 13 ribu ton untuk NTT. Pengirimannya nanti bertahap," sambungnya.

Sementara 2 ribu ton beras impor sisanya akan disimpan di Gudang Bulog Banyuwangi sebagai pemenuhan kebutuhan stok.

Selain itu, Bulog Banyuwangi juga tengah mengirim beras-beras yang tersimpan di gudang untuk daerah-daerah lain di Indonesia Timur. Beras yang dikirim merupakan stok beras impor yang telah datang pada tahun lalu.

"Untuk beras impor, pada tahun lalu Banyuwangi kedatangan sekitar 9 kali. Dari Thailand dan Vietnam," sambung dia.

Harisun mengakui, harga beras di pasar-pasar tradisional di Banyuwangi merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir.

Pantauan di pedagang beras di pusat kota, harga beras premium telah menyentuh sekitar Rp 16.500 per kg.

"HET (Harga Eceran Tertinggi) di kami untuk beras premium Rp 13.900 per kg," katanya.

Sementara untuk beras medium juta naik menjadi sekitar Rp 13.000-an per kg. Jauh lebih tinggi dari HET Rp 10.900 per kg.

Menurut Harisun, penyebab utama kenaikan harga beras adalah mundurnya masa panen. Dari prediksi awal pertengahan Februari menjadi sekitar pertengahan Maret.

"Ini kendalanya memang pada musim panen yang ada kemunduran," cetus dia. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV