SUARA INDONESIA

Tujuh Tahun, 46 Petani Ngawi Meninggal Akibat Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Ari Hermawan - 02 May 2024 | 18:05 - Dibaca 1.85k kali
News Tujuh Tahun, 46 Petani Ngawi Meninggal Akibat Tersengat Listrik Jebakan Tikus
Korban jebakan tikus di Ngawi (Foto: Dok. Suara Indonesia/Ari Hermawan)

SUARA INDONESIA, NGAWI - Kasus petani tewas akibat tersengat listrik jebakan tikus terus bertambah. Data yang dihimpun awak media, ada 46 orang meninggal dunia akibat terkena jebakan tikus mematikan itu.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Hasan Zunairi mengatakan, jumlah tersebut terhitung dari tahun 2017 hingga Mei 2024.

"Sudah 46 orang meninggal dunia, terbanyak di tahun 2022 ada 11 kasus, tahun 2024 sampai bulan mei sekarang sudah ada 5 kasus," kata Hasan kepada suaraindonesia.co.id, Kamis (2/5/2024).

Hasan mengatakan, kasus orang meninggal dunia akibat tersengat listrik jebakan tikus rata-rata korbannya adalah pemilik sawah. Dan pelaku pemasang jebakan tikus dialiri listrik diproses hukum apabila korbannya adalah orang lain.

"Korban meninggal dunia terbanyak adalah pemilik sawah. Dari 46 korban kalau tidak salah ada 8 yang menjadi tersangka. Karena korban bukan si pemasang jebakan itu sendiri, bisa orang lain sedang cari belut atau sedang beraktivitas di sawah," ujarnya.

Hasan menjelaskan, pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi pelarangan pemasangan jebakan tikus dialiri listrik. Bahkan kata dia, operasi pelarangan dengan menyita alat juga pernah dilakukan.

"Bersama aparatur desa dibantu Babinsa serta Bhabinkamtibmas, pihak kami selalu melakukan sosialisasi kepada petani soal pelarangan pemasangan jebakan tikus yang dialiri listrik. Tetapi masih ada saja yang tidak mengindahkan bahaya dampak dari jebakan tikus itu," ungkapnya.

"Mereka menganggap pemusnahan hama tikus efektif dengan memasang jebakan yang dialiri listrik, tanpa melihat resiko, padahal itu mengancam nyawa orang lain," sambungnya.

Ia berharap, petani tak lagi menggunakan jebakan tikus dengan dialiri listrik. Petani diminta menggunakan cara yang tidak membahayakan nyawa orang lain bahkan nyawa pemilik sawah itu sendiri.

"Bisa dengan gropyokan, obat tikus, pengasapan, hingga pembuatan rumah buruh hantu," pintanya.

Sebagai informasi, kasus terakhir menimpa Suratno (64) Warga Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi,  pada Selasa petang, 30 April 2024. Korban ditemukan terbujur kaku tidak bernyawa di sawah miliknya.

Suratno saat ditemukan tangan dan tubuh terlilit kawat yang diduga berasal dari jebakan tikus beraliran listrik, peristiwa itu menambah daftar petani di Ngawi yang tewas akibat terkena aliran listrik jebakan tikus. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ari Hermawan
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV