SUARA INDONESIA

Dari Kasus Vina Cirebon, Ning Lia Ingatkan Bahaya Pergaulan Geng Motor

Lukman Hadi - 31 May 2024 | 10:05 - Dibaca 868 kali
News Dari Kasus Vina Cirebon, Ning Lia Ingatkan Bahaya Pergaulan Geng Motor
DPD RI terpilih periode 2024-2029, Lia Istifhama berpesan kepada anak muda agar tidak terjerat dalam pergaulan geng motor. (Foto: Istimewa/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SURABAYA - Viral kasus kematian Vina dan kekasihnya, Eky, di Cirebon menyita perhatian publik ataupun netizen di berbagai platform media sosial. Sampai Presiden Jokowi pun turut mendesak Polri secepatnya mengusut peristiwa nahas tersebut.

Sementara ini dugaan kuat Vina dan Eky terbunuh karena ulah sekelompok anak pemotor atau geng motor. Dikabarkan pula jika Vina mengalami pemerkosaan. Kabar ini yang akhirnya membuat Presiden Jokowi hingga Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan atensi.

Sedangkan respon dengan sudut berbeda muncul dari anggota DPD RI terpilih, Lia Istifhama. Ia mengatakan, kasus Vina membuka mata publik, bukan hanya disorot terkait penanganan hukum, tapi ini seharusnya menjadi pengingat bersama akan dampak bahaya dari pergaulan geng motor.

Ning Lia menegaskan, jika kejadian Vina menjadi pukulan telak semua pihak bahwa pola-pola asosiasional di kalangan anak muda jangan sampai melemahkan mental dan modal sosial mereka terhadap orang lain.

"Maksud saya jangan melemahkan mental adalah, jangan hanya karena ingin terlihat keren atau gagah, lantas minum miras. Karena ini asal mula nalar dan sisi manusiawi mereka hilang sehingga membuat mereka tega melakukan kekejian,” ujar Ning Lia kepada media ini, Jumat (31/05/2024).

“Selain itu, jangan sampai fokus kepada kelompoknya sendiri atau fanatisme sempit bahkan introvert hanya memikirkan kelompoknya saja lantas mudah benci atau dendam dengan kelompok lain yang dianggap kompetitornya," imbuhnya.

Srikandi Nahdliyin itu menyampaikan, seharusnya anak-anak muda lebih dikuatkan solidaritas sosial secara positif, dengan menghindari pergaulan dalam aktivitas geng motor yang selama ini dikenal masyarakat sebagai kelompok selalu membikin onar di jalanan.

"Kalau kita baca lengkap, maka geng motor tersebut telah disadari oleh para pendirinya telah memiliki stigma negatif di tengah masyarakat. Hingga mereka pun melakukan banyak perubahan menuju arah positif. Meski juga diakui masih banyak orang-orang yang berperilaku sebagai geng motor atas nama tersebut sehingga stigma negatif pasti tidak serta merta hilang," jelasnya.

Di akhir, Ning Lia berpesan, kasus Vina menjadi titik tolak perubahan secara menyeluruh pola interaksi di dalam geng motor untuk diharapkan efektif menekan potensi kejahatan di kalangan muda.

"Istilahnya abolisionistik, yaitu upaya preventif dari sumbernya. Dan dukungan lain yang tak kalah urgent adalah peran penegak hukum untuk selalu utuh menindak kejahatan sebagai pola kuratif, menyelesaikan kejahatan secara menyeluruh dan terbuka agar meningkatkan rasa kepercayaan di tengah masyarakat," paparnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV