MADIUN - Untuk mengantisipasi serta mewaspadai kasus demam berdarah dengue ( DBD ), Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun melakukan rapat koordinasi (Rakor) Forkopimda.
Pelaksanaan tersebut bertempat di GCIO Diskominfo, Jalan perintis kemerdekaan, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Dalam Rakor tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun, Dr Denik Wuryani bertindak sebagai penanggung jawab Rakor.
Denik mengatakan, DBD rata-rata menyerang warga kota yang tinggal di lingkungan kurang sehat.
Oleh karena itu, pihaknya mengintruksikan agar petugas segera melaksanakan mitigasi awal terhadap kasus DBD dan melakukan penanganan dengan serius.
"Warga Kota Madiun dapat mengantisipasi serangan DBD dengan melakukan PSN 3M Plus. Menguras, membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya," ucapnya.
Selain itu, Denik juga mengimbau warga agar dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Baik saat musim hujan maupun pancaroba.
Kegiatan tersebut juga harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
"Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk," imbuhnya.
Denik berharap, masyarakat agar memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Sedangkan yang dimaksud Plus-nya adalah, bentuk upaya pencegahan tambahan seperti, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan kerja bakti membersihkan lingkungan.
Selain itu, Plus-nya juga meliputi, memeriksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
"Ada strategi penanggulangan untuk mengantisipasi serangan DBD. Diantaranya, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemitraan lintas sektor dalam penanggulangan DBD, peningkatan profesionalisme pengelola program, desentralisasi kebijakan penanggulangan DBD, Sera pembangunan berwawasan lingkungan sehat," bebernya.
Dari data Dinkes Kota Madiun tercatat, kasus DBD di Kota Madiun, pada tahun ini cukup tinggi.
Dalam sepuluh bulan terakhir, dari Januari sampai Oktober 2022, kasus DBD mencapai 189 orang. Dan angka kasus DBD paling tinggi terjadi pada bulan April sampai Juni. Setiap bulannya ada sekitar 30 kasus DBD.
Anak-anak yang berusia 5 tahun sampai 14 tahun menjadi peringkat besar pasien DBD di Kota Madiun, Bahkan ada 2 anak balita yang juga terjangkit DBD.
Ada 50 undangan yang hadir dalam Rakor. Diantaranya, Walikota Madiun; Maidi, Walikota Madiun; Inda Raya, Sekda Kota Madiun; Ir Soeko Dwi Handiarto MT, Dansatpom Lanud Iswahyudi Magetan; Letkol POM Mucharam Rachman, Kasdim 0803/Madiun; Mayor Arh Wahyu Susilo Wibowo, Wakapolres Madiun Kota; Kompol Supriyono, Kajari Kota Madiu; Bambang Panca Wahyudi Hidayat, Ketua DPRD Kota Madiun; Andi Raya Bagus Saputra, Wakil Ketua DPRD Kota Madiun; Drs H Armaya, Wakil Ketua DPRD Kota Madiun; H Istono, Kepala Dinkes, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun; Dr Denik Wuryani, dan unsur OPD beserta Stake Holder terkait.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
Editor | : Moh.Husnul Yaqin |
Komentar & Reaksi