SUARA INDONESIA, SURABAYA - Surabaya sudah lama berbenah. Tapi kali ini, yang berbenah bukan kotanya, melainkan otak-otak cemerlang di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Melalui Pusat Unggulan Iptek Disability Innovation Center (PUI-DIC), mereka membawa harum nama Indonesia di forum internasional SEAMEO SEN di Melaka, Malaysia, pada 9–12 Desember 2024.
Ada yang istimewa dari keikutsertaan ini. Bukan sekadar pamer, tapi misi besar: memperkenalkan inovasi yang mendukung pendidikan inklusif di Asia Tenggara. Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo, menyebutnya sebagai “Benchmarking dan Hilirisasi Produk PUI DIC ke SEAMEO SEN.”
Kerja sama Unesadengan SEAMEO SEN bukan cerita kemarin sore. Hubungan itu sudah terjalin sejak 2015, dan puncaknya pada 2019, Unesa jadi tuan rumah konferensi pendidikan khusus bersama SEAMEO SEN. “Ini bukan sekadar formalitas,” ujar Bambang. “Kami berbagi riset, magang, publikasi, sampai advokasi untuk guru-guru SLB dan dosen terkait disabilitas.”
Lalu, apa yang mereka bawa ke Melaka?
Dari Fun Big Book hingga Virtual Reality
Kasubdit PUI-DIC, Wagino, menjelaskan salah satu inovasi unggulan mereka, Fun Big Book Signalong Indonesia. Buku cerita ini bukan sembarang buku. Ia menggunakan isyarat manual (Signalong) untuk membantu anak-anak memahami kata kunci dalam kalimat.
Ada dua tema besar: “Diriku”—tentang identitas keluarga, ciri-ciri, dan pancaindra—dan Disaster Risk Reduction Education (DRRE) yang membahas banjir, gempa, hingga gunung meletus. Buku ini didesain untuk mendukung pembelajaran inklusif, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Inovasi lain yang memukau adalah Quran Recitation VR (QVR), aplikasi berbasis realitas virtual yang membantu penyandang disabilitas rungu belajar membaca Al-Qur'an, tata cara salat, dan wudhu. “Animasi visualnya mempermudah pengguna memahami gerakan,” ujar Budiyanto, Kasi Pengembangan Produk Teknologi dan Inovasi Disabilitas.
Tidak kalah penting, ada VR Bina Gerak, sebuah program latihan motorik bagi anak-anak dengan cerebral palsy. "Program ini dirancang sederhana, mudah diakses, dan memiliki kontrol yang memudahkan orang tua atau guru," tambahnya.
Kamus Signalong Indonesia: Membangun Bahasa Inklusif
Wulan Patria Saroinsong, salah satu anggota tim DIC, memperkenalkan Kamus Signalong Indonesia. Sistem komunikasi berbasis isyarat ini diadaptasi dari Signalong Inggris dan diharapkan dapat mempercepat pengembangan sekolah inklusi di Indonesia.
“Semua ini adalah bukti nyata komitmen Unesa dalam memperkuat pendidikan inklusif,” kata Wulan. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk Asia Tenggara dan dunia.
Melaka: Panggung untuk Rumah Para Juara
Bukan sekadar forum, SEAMEO SEN adalah panggung yang tepat untuk Unesa. Abdul Rachman Syam Tuasikal, Direktur Unesa Sciences Center, menjelaskan bahwa SEAMEO SEN adalah organisasi regional yang berfokus pada pendidikan untuk individu berkebutuhan khusus.
“Partisipasi Unesa ini membuka peluang besar untuk mendiseminasikan inovasi ke skala internasional,” ucapnya.
Dan Surabaya? Kota ini, yang dulu dikenal karena semangat juangnya, kini menjelma jadi mercusuar inovasi pendidikan inklusif. Bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk dunia. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Dona Pramudya |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi