GRESIK - Pengusaha krupuk di wilayah Kecamatan Sidayu mengeluh sulitnya mengurus ijin dari Pemerintah. Terutama ijin untuk melancarkan usaha mereka. Saking sulitnya, rencana kirim ke Belanda harus dibatalkan.
Padahal harga jual krupuk yang rencananya dikirim ke Belanda sudah disepakati. Namun, lagi-lagi urusan ijin menjadi penghambat. Akhirnya satu kontainer krupuk gagal dikirim.
"Harusnya pemerintah mempermudah semua ijin dan memberikan pendampingan," kata Ali Aminin, Pengusaha krupuk asal Desa Sedagaran, Minggu (18/10/2020).
Dia menjelaskan, para pelaku usaha krupuk di Sidayu mayoritas menggunakan modal sendiri. Jika tidak mempunyai modal, maka tidak bisa berproduksi.
Ali menyebutkan, kelengkapan ijin usaha berpengaruh dengan harga jual, juga pemasaran produk. Jika semua ijin lengkap harganya bisa naik. Kalau ijinnya tidak lengkap harganya lebih rendah.
"Kami sebagai pelaku usaha hanya berharap kepada Gus Yani jika menjadi bupati Gresik, perijinan lebih mudah dan gak ribet," katanya.
Sementara Cabup Gresik nomor 2 Fandi Akhmad Yani menyampaikan, terkait keluhan para pelaku usaha krupuk, Niat sudah mempunyai program yang menjadi solusi. Seluruh pelayanan akan dipermudah, begitu pula mengenai perijinan pelaku usaha UMKM.
"Semuanya urusan pelayanan dan ijin selesai di kecamatan. Pelaku UMKM tidak perlu jauh-jauh ke Gresik kota," ujar Gus Yani sapaan akrabnya.
Gresik Makarya (Gresik Mandiri Berkarya). Dalam program ini ada tambahan modal bagi pelaku usaha UMKM. Juga memberikan pendampingan pengembangan usaha sehingga produk lokal Gresik dikenal diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Indonesia.
"Produk krupuk ini banyak diambil oleh wilayah lain di Indonesia. Disana mereka tinggal menempelkan brand. Sedangkan produknya asli buatan warga Gresik," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syaifuddin Anam |
Editor | : |
Komentar & Reaksi