SUARA INDONESIA

Tokoh Agama Banyuwangi Minta Hentikan Kampanye Hitam Jelang Pilkada

Muhammad Nurul Yaqin - 10 November 2020 | 12:11 - Dibaca 1.34k kali
Politik Tokoh Agama Banyuwangi Minta Hentikan Kampanye Hitam Jelang Pilkada
Ketua MUI Banyuwangi, KH Moh Yamin. (Foto: Dokumen Suaraindonesia).

BANYUWANGI - Tokoh agama Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur meminta agar segera menghentikan kampanye yang mulai bermunculan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi 2020.

Seperti yang disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi, KH Moh Yamin, Pilkada adalah pesta demokrasi rakyat. Maka harus dilaksanakan dengan gembira, dengan cara-cara yang baik dan tidak menimbulkan perpecahan. Jangan ada menjelek-jelekkan orang lain.

"Pilkada ini untuk bikin guyub Banyuwangi. Siapapun yang terpilih, akan menjadi bupatinya warga Banyuwangi. Jadi harus tenang, rukun dan damai," ujar KH Yamin, saat dikonfirmasi, Selasa (10/11/2020).

Ia meminta hentikan kampanye hitam. Gunakanlah cara yang baik, sopan dan santun, untuk menjaga kerukunan dan kedamaian Banyuwangi.

Hal senada juga disampaikan Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kabupaten Banyuwangi, Pendeta Anang Sugeng menyerukan untuk menyudahi kampanye hitam yang akan merusak persaudaraan masyarakat Banyuwangi.

"Seluruh pendukung pasangan calon 01 dan 02, tetap dalam keadaan seduluran saja. Tidak usah membuat kampanye hitam yang saling menjelekkan. Apa sih manfaatnya kampanye hitam itu. Segera hentikan kampanye hitam seperti itu," kata pendeta Anang.

Anang mengatakan, biarlah masyarakat Banyuwangi memilih sesuai hati nurani. Banyuwangi selama ini terkenal dengan daerah yang damai, termasuk kerukunan umat lintas agama. 

"Karena itu dihimbau agar semua bisa menyejukkan suasana, semuanya adalah orang-orang yang beriman. Lebih baik memakai mata rohani kita daripada cara-cara kampanye hitam," kata Pendeta Anang. 

Anang menjelaskan selama ini Banyuwangi telah terkenal kerukunannya. Bahkan Banyuwangi meraih Harmony Award.

"Baru saja forum pemuda lintas agama dan tokoh agama juga menyatakan untuk tidak menggunakan kampanye yang tidak malah memecah belah," katanya.

Karena, lanjut dia, Pilkada ini ibarat layangan. Putus layangannya tetapi jangan putus persaudaraannya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya