SUARA INDONESIA, JOMBANG - Jelang pemilu serentak yang dilaksanakan 14 Februari 2024 mendatang, Pj Bupati Jombang, Jawa Timur, mengingatkan semua aparatur sipil negara (ASN) di lingkup pemkab setempat agar menjaga netralitas.
Pernyataan tersebut di sampaikan oleh Pj Bupati Jombang Sugiat seusai mengikuti zoom meeting dengan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, di ruang Jombang Command Center (JCC), Jumat 17 November 2023.
Menurut Sugiat, salah satu upaya menjaga menjaga netralitas pada Pemilu 2024 yakni menghentikan sementara pose salam yang menunjukkan jari. Karena di tahun politik ini dinilainya rentan dan cukup sensitif.
"Tadi diingatkan oleh menteri dalam negeri kita harus netral, apalagi status kita birokrat penugasan bukan dipilih secara langsung. Dan ASN harus netral karena pemilu ini sensitive, termasuk pose dengan menunjukkan jari dan sebagainya,” terangnya.
Sugiat menjelaskan, meski di Jombang ada salam yang menggunakan jari simbol Jombang Santri, sekarang tidak diperbolehkan untuk sementara waktu karena bisa diartikan lain yang mengarah kepada dukungan calon tertentu.
“Kearifan lokal di daerah menunjukkan jari itu, bisa diartikan lain. Kalau bisa jangan. Cukup pakai tangan menggenggam, semangat,” jelasnya.
Terkait sanksi bagi ASN yang tak netral, Sugiat menuturkan, hal itu sudah diatur dalam regulasi. Bentuknya macam -macam tergantung jenis pelanggarannya. Hukuman terberat bisa sampai kepada pemberhentian tidak hormat.
"Misalnya surat teguran dulu, kan berjenjang tergantung pelanggarannya. Kami imbau agar ASN di Kabupaten Jombang menjaga netralitas dalam Pemilu 2024 mendatang,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi