SUARA INDONESIA

Berpeluang Terpilih DPD, Ning Lia Disebut Mewarisi Integritas Sang Ayah yang Dijuluki Singa Podium

Lukman Hadi - 03 March 2024 | 07:03 - Dibaca 1.33k kali
Politik Berpeluang Terpilih DPD, Ning Lia Disebut Mewarisi Integritas Sang Ayah yang Dijuluki Singa Podium
Lia Istifhama, Srikandi Nahdliyin yang digadang-gadang kuat lolos DPD RI. (Foto: Dok.suaraindonesia.co.id)

SUARA INDONESIA, SURABAYA - Tahapan sidang pleno KPU mengenai rekapitulasi suara di tingkat kabupaten/kota se Jawa Timur (Jatim) segera berakhir. Yang kemudian diteruskan tingkat provinsi.

Menyusul hal tersebut, maka segera diketahui siapa saja yang bakal lolos duduk di kursi legislatif. Dari banyak caleg, nama Lia Istifhama paling hangat menjadi perbincangan. Sebab, ini pertama kali Ning Lia mencalonkan diri melalui DPD RI dapil Jatim.

Terpantau, Ning Lia hingga kini masih masuk 4 besar sesuai real count sementara KPU. Sementara ini fokusnya ialah menggerakkan relawan mengawal perolehan suara.

"Saya sebagai muslim, meyakini bahwa jerih payah saksi mengawal suara sampai larut malam setiap hari, Insya Allah mengantar pada kemenangan. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan saya mengikuti sendiri pergeseran jumlah suara yang semula, mohon maaf, banyak ketidaksinkronan, kini sudah sesuai," ujar Lia kepada awak media di Surabaya, Minggu (03/01/2024).

Ia mengaku, bersama relawan sekian terus fokus mengecek hasil suara yang tidak sinkron di tingkat kecamatan hingga kota.

Mengetahui ada fenomena pergeseran suara hasil Pemilu, dirinya mengambil jalur positif dengan tidak mencari kesalahan pihak manapun.

"Ya Alhamdulillah akhirnya sinkron semua. Di sini, saya tidak menyalahkan siapapun, namun saya ingin menjadikan ini semua edukasi. Bahwa suara pemilih adalah marwah demokrasi. Mohon sama-sama kita jaga," ungkap Srikandi NU itu.

Aktivis perempuan ini menyebutkan, sebagai calon senator dirinya telah berkomitmen untuk membawa dan menciptakan nuansa politik adem.

"Insya Allah, saya tidak menyisakan kebencian jika ada pola-pola main belakang dalam politik. Namun, saya memang bukan tipe yang bisa diam jika ada indikasi manipulasi dalam proses politik. Saya perjuangkan dulu apa yang bagi saya memiliki nilai edukasi. Jika sudah berusaha menguatkan edukasi politik, ya sudah. Saya tinggal merangkul siapapun yang jadi partner jika sama-sama lolos ke senayan. Saya kira di era keterbukaan informasi, jika seseorang bijak, pasti ia belajar mengambil hikmah," jelas keponakan eks Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tersebut.

Meski digadang-gadang kuat lolos ke Senayan, ia tetap menegaskan, seseorang yang diberi kepercayaan jabatan politik harus mampu menjaga amanah dari masyarakat.

"Politik jangan sampai sebatas mencari sebuah jabatan atau posisi, tapi saya kira amanah itu berat. Dipercaya masyarakat, itu bukan sebuah prestise, melainkan justru itulah perjuangan sesungguhnya," bebernya.

Selama ini, ada dua sosok yang menjadi panutan Lia Istifhama, yakni almarhum KH Masykur Hasyim dan Khofifah Indar Parawansa. Khusus KH Masykur Hasyim sendiri merupakan ayah Ning Lia.

KH Masykur Hasyim merupakan salah seorang tokoh Nahdliyin di Jatim. Ia pernah menjabat Komandan Banser Jatim. Semasa hidupnya, sosok KH Masykur Hasyim dikenal sebagai singa podium karena suara lantang dan postur tubuh yang gagah.

Julukan singa podium itu bukan cerita belaka. Kesaksian itu diungkapkan salah seorang warga asal Probolinggo, Zubairi.

"Dulu, tokoh yang selalu ditunggu pidatonya, ceramahnya, adalah Kiai Masykur Hasyim. Suaranya lantang membuat orang tidak ngantuk. Meski terdengar lantang, tapi ada humor dan selipan senandung sholawat nabi. Jadi ceramahnya membuat orang senang mendengarnya. Suaranya semakin terdengar lantang jika kampanye saat itu, terutama kampanye melawan Orba. Makanya disebut singa podium," jelas Zubairi. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya