SIDOARJO, Suaraindonesia.co.id - Upaya promotif preventif secara konsisten terus dilakukan BPJS Ketenagakerjaan sebagai bentuk komitmen dalam menekan angka kecelakaan kerja. Pasalnya, hingga akhir Agustus BPJS Ketenagakerjaan mencatat ada 239 ribu klaim kasus Rp 1,97 triliun.
Bertempat di Usman Harun Sport Center Jakarta, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia secara resmi membuka kegiatan Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2023 yang secara serentak juga dilakukan di 10 wilayah lainnya di Indonesia.
"BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu badan representasi negara turut andil dalam membantu, mendukung dan mendorong para pemberi kerja untuk melaksanakan K3 secara berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat menjadi suatu budaya di lingkungan kerja, sehingga kasus angka kecelakaan kerja dapat diminimalisir," ujar Roswita.
Untuk wilayah DKI Jakarta, BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Korlantas Polri menggelar 'safety riding' dan 'safety driving' bersertifikat bagi 330 peserta yang berasal dari beberapa perusahaan yang telah tertib mendaftarkan seluruh pekerjanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan serta berkomitmen tinggi terhadap pelaksanaan K3.
Sementara itu, di wilayah lainnya, bantuan promotif preventif juga diberikan dalam bentuk multivitamin untuk pekerja wanita, pemberian Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja Perkebunan, pelatihan K3 bersertifikat serta penyesuaian lingkungan kerja yang ramah disabilitas.
Jenis kegiatan promotif preventif yang disalurkan ke seluruh Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan ditetapkan berdasarkan tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di beberapa sektor usaha sesuai karakteristik masing-masing area operasional di setiap daerah.
Roswita merinci bahwa mayoritas kasus kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja sebesar 56 persen, 33 persen terjadi di lalu lintas, dan 9 persen sisanya di luar tempat kerja. Meski bukan yang terbesar, kecelakaan lalu lintas memiliki tingkat 'severity' atau keparahan yang tinggi, di mana 6 hingga 9 persen korbannya meninggal dunia.
Sedangkan jika dilihat dari sektor kerjanya, pada tahun ini perkebunan masih menjadi penyumbang kasus kecelakaan kerja tertinggi secara nasional. Sayangnya, perlindungan pekerja di sektor ini dapat dikatakan belum optimal yakni 20 persen dari total tenaga kerja yang ada.
Hal inilah yang mendorong BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan ILO untuk melakukan pendampingan dan mengukur secara rinci dampak intervensi program promotif preventif, khususnya di sektor perkebunan.
"Tingginya kasus kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak. Pekerja dan keluarganya akan kehilangan sebagian atau seluruh pendapatannya. Sedangkan perusahaan akan mengalami kerugian akibat berkurangnya produktivitas pekerja. Oleh karena itu perlu peran aktif dari seluruh pihak, termasuk pemerintah untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan promotif dan preventif ini," imbuh Roswita.
Roswita melanjutkan, kegiatan promotif preventif telah dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan sejak tahun 2019. Di tahun 2022, BPJS Ketenagakerjaan melalui 11 Kantor Wilayahnya berhasil menyerahkan 31.977 bantuan promotif preventif dalam bentuk Pemberian Bahan Pangan Bergizi, Pelatihan K3 Umum, Pelatihan Kader Norma Ketenagakerjaan (KNK), dan Penyediaan APD Jasa Konstruksi atau Perkebunan.
Pihaknya berharap kegiatan ini mampu mewujudkan sinergitas dan harmonisasi antara pemerintah, pemberi kerja dan pekerja dalam mewujudkan kesejahteraan pekerja.
"Ke depan BPJS Ketenagakerjaan akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan promotif preventif yang dibutuhkan oleh pekerja sehingga hasilnya akan lebih berkualitas dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja," tutup Roswita.
Di wilayah Jawa Timur, kegiatan promotif preventif BPJS Ketenagakerjaan dilaksanakan di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk di Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Selain dihadiri Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur, Hadi Purnomo, hadir pula Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo.
Hadi menjelaskan, pelaksanaan promotif preventif di Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Jatim ada 3 jenis, yakni penyediaan lingkungan kerja ramah disabilitas, pelatihan Ahli K3 Umum, dan pelatihan safety driving bersertifikat.
"PT Sumber Alfaria Trijaya adalah perusahaan yang ditunjuk Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Jatim sebagai perusahaan yang akan dilakukan perbaikan penyediaan lingkungan kerja ramah disabilitas berupa penyediaan area parkir khusus disabilitas, karena perusahaan ini mempekerjakan pekerja disabilitas sesuai ketentuan ketenagakerjaan," terang Hadi.
Ditambahkan, perusahaan yang berhak mendapatkan bantuan Program Promotif Preventif BPJS Ketenagakerjaan adalah peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan, ini merupakan bagian dari tugas bersama, dimana pemerintah memberi kesempatan kerja yang eksklusif buat siapa saja, termasuk bagi disabilitas.
Ditambahkan, Program Promotif Preventif BPJS Ketenagakerjaan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan kerja. "Ini luar biasa. Sekali lagi terimakasih pada BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur dan PT Sumber Alfaria Trijaya serta semua yang ikut memberi perhatian untuk program promotif preventif ini. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi