JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang mengadakan kegiatan lomba desain Mural tingkat pelajar selama dua hari dimulai Selasa-Rabu (07/08/11/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di aula terbuka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini diikuti puluhan siswa dari tingkat SD dan SMP maupun SMA/SMK se-Kabupaten Jombang.
Perlombaan ini memiliki konsep agar pelajar bisa mengimplementasikan karyanya di buku gambar dan bukan corat-coretnya
di tembok tempat umum. Dengan demikian, lomba mural ini salah satunya mengajak siswa bisa termotivasi dari kurikulum merdeka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang Senen mengatakan, lomba mural ini baru dilaksanakan pertama kali ditahun 2023.
Ia menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari kurikulum merdeka, dimana literasi dan numerasi Kabupaten Jombang masih mendapat nilai cukup.
"Nilai literasi dan numerasi Kabupaten Jombang harus kita tingkatkan dengan adanya lomba desain mural ini," ungkapnya, Selasa (07/11/2023).
Senen menambahkan, hasil lomba desain mural ini nantinya dipakai di tembok di masing-masing sekolah, namun lebih terkonsep. "Tidak hanya untuk sekedar corat-coret, tapi lebih ke kata-kata membangkitkan motivasi," ujarnya.
"Mural ini lebih mengarah ke tema tematik, semisal seperti kegiatan belajar-mengajar maupun juga ada pohon harapan, dan bisa juga motivasi dari tokoh-tokoh tertentu di Jombang, seperti Gus Dur maupun tokoh-tokoh nasional lainnya," imbuhnya.
Senen mengatakan, lomba desain mural ini merupakan bentuk apresiasi dari Disdikbud Jombang dalam mewadahi bakat-bakat terpendam peserta didik.
Sehingga kedepannya peserta didik dapat mengaplikasikanya di satuan pendidikan masing-masing. "Jadi mural yang bakal gambar ke tembok sekolah ini dari ide para pelajar," ucap Senen.
"Sehingga ketika orang melihat secara tidak langsung dan melihat mural itu, tiba-tiba ingat pesan itu atau lebih terkonsep. Di lomba design mural ini, tema-tema gambarannya lebih ke gambaran anak-anak kita atau para siswa-siswi di sekolahnya masing-masing," tandasnya.
Kadisdikbud ini juga mengingatkan agar peserta didik dalam berkreasi juga tetap memperhatikan aturan-aturan yang ada. Pada konsep lomba mural ini, anak-anak mengambarnya di kertas terlebih dulu sesuai ide gambaran masing-masing.
"Pada perlombaan ini, adik-adik ini dilarang menulis atau menggambar yang mengandung SARA, atau penghinaan ke agama tertentu, pornografi dan sebagainya, sebab nanti ide gambaran itu akan dilihat dari kesulitan, itu intinya," tuturnya.
"Apabila bagus muralnya akan kita umumkan dan kita muralkan, jadi gambaran mural ini original ide siswa itu sendiri. Kemudian mural ini belum tahu dieksekusi tahun ini ataukah tahun depan," pungkasnya. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi