DENPASAR - Ni Luh Sri Wahyuningsih adalah salah satu pelaku UMKM di Denpasar, Bali yang sukses mengembangkan bisnis rumahan. Perempuan berusia 48 tahun itu berhasil mendirikan usaha pembuatan keripik dari kepala dan leher ayam.
Nama produknya Keripik Biru, berlokasi di Jalan Sulatri, Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Sejak beralih ke digital usahanya kian berkembang pesat, bahkan bisa menembus pasar luar provinsi.
Sri mengaku mulai beralih ke digital sejak 2021. Saat masa pandemi Covid-19 itu, ia memperkuat adaptasi ke digital. Sri terus menggenjot sosial media dan aplikasi pemasaran online lainnya seperti Gojek untuk sarana penjualan. Pembayaran yang digunakan juga menggunakan secara non tunai melalui QRIS dan transfer.
Dia pun merasa terbantu dengan adanya sejumlah fitur dari pembayaran digital sehingga memudahkan sistem transaksi dalam penjualan.
"Kehadiran fitur transfer ke Bank dari e-wallet maupun lewat QRIS sangat praktis, simpel dan hemat. Karena saat ini, sebagian konsumen menginginkan kemudahan pembayaran," ungkapnya.
Ia menuturkan, perubahan drastis usahanya yang telah berdiri sejak 1997 itu berkat dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). BRI secara konsisten mendampingi usaha keripik biru ini.
Selain mendorong usahanya bertransformasi ke digital. BRI ternyata telah lama memberikan sokongan modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM tersebut.
Sri menjadi salah satu UMKM binaan BRI sejak 2002 silam. Permodalan kerap kali menjadi kendala dalam mengembangkan usaha kripiknya. Berawal dari situ, ia kemudian memutuskan mengajukan pinjaman KUR.
"Pinjaman KUR kala itu masih Rp 500 ribu. Dari modal kecil ini saya gunakan untuk penunjang kebutuhan usaha keripik saya," ujarnya.
Lambat laun usaha keripik birunya mulai berkembang. Pinjaman KUR yang awalnya dari Rp 500 ribu, ia menaikkan secara berjenjang menjadi Rp 1 juta, terus meningkat Rp 5 juta, Rp 20 juta, Rp 50 juta. Bahkan sekarang, Sri berani mengambil KUR sebesar Rp 200 juta.
"Itu karena usaha keripik yang saya jalankan terus berkembang. Pinjaman ini disesuaikan dengan jumlah produksi yang semakin meningkat," tukasnya.
Sri menyebut, dalam sehari ia mampu memproduksi 400 kilogram keripik ayam. Selain menjangkau pasar wilayah Bali, produk keripik biru legendaris miliknya juga digemari di Jakarta, Kediri, Kalimantan, Kupang dan Makassar.
"Orderan luar provinsi kebanyakan dari sana. Kadang juga dijadikan oleh-oleh ke luar negeri. Jadi ada orang Bali yang memiliki keluarga seperti di Australia, Belanda. Mereka membawa kripik olahan saya ke sana," cetusnya.
Sri mengungkapkan, peran BRI sangat besar dalam hidupnya. Sebab, permodalan yang diberikan BRI sangat mendukung untuk keberlangsungan usaha keripiknya. Kini, Sri memiliki pendapatan bulanan. Dalam sebulan, ia mampu mengantongi omzet tidak kurang dari Rp 40 juta.
Menurutnya, selama 21 tahun menjadi nasabah, BRI tidak hanya memberikan bantuan permodalan semata namun juga pendampingan, pelatihan, akses pemasaran, termasuk bantuan sarana dan prasarana.
"BRI juga mempercayakan kluster keripik biru ke saya. Total ada 8 kelompok yang tergabung. Setiap kelompok ada 4-5 orang. Kami semua diberdayakan oleh BRI. Selain itu, saya sendiri juga dipercaya menjadi agen BRILink. Semua semakin mudah dengan keberadaan akses digital di sini. Sehingga tidak perlu repot-repot lagi pergi ke Bank," ucapnya.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, BRI terus mendorong pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan akses permodalan dalam pengembangan usahanya. Salah satunya melalui KUR.
Perseroan, lanjutnya, juga berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan UMKM binaan, salah satunya melalui mantri-mantri yang tersebar di berbagai daerah.
Sepanjang 2022, BRI Regional Office Denpasar telah berhasil menyalurkan KUR dengan total nilai Rp 12,4 triliun atau terserap hingga 100,57% di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
“Pada tahun 2023 ini, kami ditarget untuk menyalurkan KUR Mikro sebesar Rp 6 triliun untuk wilayah Bali, NTB, dan NTT. Kami optimistis jumlah ini dapat diserap dengan cepat karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka.
Selain mendorong pelaku UMKM untuk bisa mendapatkan akses permodalan guna mengembangkan usahanya. BRI juga giat melakukan pendampingan agar perlahan UMKM beralih ke digital.
"Selain mempermudah konsumen melakukan transaksi menggunakan pembayaran non-tunai, dengan digitalisasi diharapkan bisa meningkatkan pendapatan bagi mereka," paparnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi