SUARA INDONESIA, CILACAP - Pasca insiden kebakaran empat unit kapal nelayan yang terjadi di dermaga 3, tepatnya di area Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap, ditemukan mayat seorang pria mengapung tak jauh dari lokasi kejadian, Jumat (26/4/2024) pagi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mayat ini diketahui bernama Purwanto asal Kabupaten Pemalang, nahkoda dari salah satu kapal yang terbakar bernama kapal Lautan Berlian. Diduga, pria malang tersebut korban kapal terbakar tersebut.
"Mayat ditemukan mengapung pada esok hari di kolam C dermaga 3 sekitar pukul 09.30 WIB dan telah dievakuasi oleh Tim SAR Cilacap," ungkap Plt Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan pada Satpol PP Cilacap Supriyadi.
Supriyadi melanjutkan, setelah dievakuasi, mayat tersebut kemudian dibawa ke RSUD Cilacap. Sebelumnya, empat unit kapal nelayan yang sedang bersandar di Dermaga 3 dilaporkan mengalami kebakaran pada Kamis (25/4/2024) malam pukul 19.00 WIB.
Ke 4 unit kapal yang terbakar tersebut yakni kapal Lautan Berlian 1 GT 27 milik Asny Bedah, kapal Mulia 16 GT 59 milik PT. Mentari Anugrah Selatan, kapal Hasil Melimpah 29 GT 29 milik Sugito dan kapal Selat Jaya 8 GT 59 milik Apri Setyadi atau Law A Gwan.
Kapal milik sejumlah pengusaha ikan ini berhasil dipadamkan dengan melibatkan petugas gabungan mulai dari petugas Damkar, Satpol PP, Redkar, personel TNI-Polri dan petugas BPBD dibantu nelayan sekitar.
Proses pemadaman dilakukan selama kurang lebih 5,5 jam. Sebanyak 7 unit armada Damkar milik Pemkab Cilacap, Pertamina RU IV, PT S2P dan Pelindo III diterjunkan ke lokasi kejadian.
Sementara untuk pemadaman dari arah laut menggunakan satu unit Boat Pemadam Kebakaran Portabel milik Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap dibantu satu unit perahu milik HNSI.
Adapun penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan. "Untuk penyebab kebakaran sampai saat ini masih dalam penyelidikan pihak berwenang," kata Supriyadi.
Sementara itu, peristiwa kapal terbakar ini diketahui bermula dari kapal Lautan Berlian 1 yang mengalami kebakaran kemudian merambat dengan cepat ke tiga kapal lainnya yang berada di sebelahnya.
Kapal yang terbakar itu sempat dievakuasi agar menjauh dari kapal lain yang berada di sekitar, namun terkendala kondisi dermaga 3 yang padat dan kondisi perairan yang pasang serta arus yang kencang.
"Karena arus yang kencang, kapal ini terus bergerak dan mengakibatkan evakuasi awal untuk menjauhkan kapal ikan yang telah terbakar dengan kapal lainnya menjadi sulit dilakukan," jelas Supriyadi.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 45 Anak Buah Kapal (ABK) mengalami dampak. Tak hanya itu, kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai miliaran rupiah. "Kerugian material empat unit kapal beserta perbekalannya sekitar Rp 8 miliar," ujar Supriyadi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi