JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Musim ibadah haji menjadi berkah tersendiri bagi para perajin pernak-pernik perlengkapan dan oleh-oleh jamaah haji.
Seperti para perajin tasbih berbahan kayu gaharu di Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang yang kebanjiran order sejak awal musim haji tahun ini.
Permintaan dan pesanan tasbih buatan perajin Facthur Rahman (29), warga Jombang ini terus meningkat dibandingkan hari biasa.
Pantauan wartawan Suaraindonesia.comid di lokasi pembuatan kerajinan tasbih tersebut, tampak para pekerja sedang memilih bahan baku untuk dipotong menjadi butiran kecil tasbih.
Kemudian dihaluskan menggunakan mesin amplas khusus. Proses akhir pembuatan tasbih yakni perangkain butiran tasbih sesuai model, bentuk dan ukuran. Setelah terangkai, maka tasbih siap dipasarkan.
Ditemui di rumah produksinya, Facthur Rahman menjelaskan, untuk permintaan tasbih pada musim haji tahun ini mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun lalu, permintaan tasbih naik hingga 60 persen dengan pesanan dominan untuk souvenir oleh-oleh jamaah haji.
"Biasanya permintaan tasbih untuk biro travel kisaran sampai seribu tasbih, setiap orang rata rata satu pesan 100 tasbih," jelasnya, Minggu (04/06/2023).
Facthur menambahkan, meski permintaan meningkat ia juga masih mengalami kendala pada proses pengiriman dan tambahan modal. Sebab, sambungnya modal akan mempengaruhi produksi.
"Untuk pemasaran berlangganan mulai Jombang, Mojokerto, Krian, Sidoarjo dan Surabaya. Sedangkan untuk yang dikirim biasanya ke Semarang, Jakarta, Bali, Aceh, Batam dan paling jauh Malaysia, Singapura, Thailand, Korea bahkan ke Jepang," terangnya.
Harga tasbih buatan Facthur Rahman dibadrol mulai Rp. 5 ribu hingga Rp. 1 juta tergantung bahan baku dan tingkat kesulitannya.
"Kita melayani permintaan tasbih pesanan rata rata yang dicari harga di atas 100 ribu rupiah. Produksi saya dibantu 7 karyawan, sehari mampu produksi sampai 100 tasbih," imbuhnya.
Para tenaga kerjafi tempat ini memaksimalkan warga sekitar untuk pemberdayaan masyarakat.
Bahan sisa pembuatan tasbih berupa serutan dijadikan dupa khususnya kayi gaharu.
"Untuk kayu gaharu tak sebagus dari Pulau Kalimantan, Sulawesi atau Papua. Dari daerah-daerah berkualitas istinewa," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi