MADIUN, SuaraIndonesia.co.id - Supriyanto, warga Desa Dimong, Kabupaten Madiun merupakan sosok yang kreatif. Bekerja sebagai kuli bangunan, dia menyulap kardus bekas proyek menjadi wayang.
Kardus bekas itu didapatnya dari tempatnya bekerja. Sudah tak terpakai.Dianggap sampah yang patut dibuang.
Siapa sangka, kreatif Supriyanto justru menyulap sampah itu menjadi karya bernilai ekonomi. “Nggak hanya berbagai macam tokoh pewayangan, saya juga memanfaatkan kardus bekas tersebut juga menjadi bahan tokoh Mbah Palang yang merupakan tokoh kesenian dongkrek asli Madiun,” ujarnya.
Ada beberapa tahap proses pembuatan wayang. Diawali proses pengeringan kardus. Setelah benar - benar kering dan bersih, dilanjutkan dengan menggambar berbagai tokoh pewayangan. Di antaranya, tokoh Punokawan hingga karakter Buto dan Mbah Palang.
Setelah selesai menggambar, kardus tadi dipotong - potong menggunakan pahatan ataupun gunting. Tak sampai di situ, wayang yang setengah jadi diwarnai dengan menggunakan cat akrilik.
Setelah kering, kerajinan wayang tersebut dipasangi aksesoris yang sesuai dengan tokoh karakter wayang tersebut. “Untuk satu karakter wayang kardus tidak membutuhkan waktu lama, saya dapat selesaikan sekitar 1 jam, hasil kerajinan wayang ini, saya banderol dari Rp25 ribu-Rp50 ribu, tergantung ukuran," katanya.
Kerajinan wayang kardus asli buatan Supriyanto, sudah banyak dipesan para pencinta kesenian wayang. Namun demikian, untuk penjualan masih sebatas para pecinta seni saat ada pertunjukan wayang serta warga lokal Madiun.
Sebagai mengembangkan usahanya, maka Supri akan membuat cindera mata dengan bahan dasar dari triplek bekas. ( Yoni )
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
| Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi