SUARA INDONESIA

Kisah Sule Pemalang, Lansia 85 Tahun yang Bertahan Hidup dari Kembang Kuburan

Ragil Surono - 07 May 2024 | 19:05 - Dibaca 1.24k kali
Features Kisah Sule Pemalang, Lansia 85 Tahun yang Bertahan Hidup dari Kembang Kuburan
Sule sedang memunguti bunga kamboja di areal pemakaman Banjardawa, Kecamatan Taman, Pemalang, Jawa Tengah. (Foto: Ragil/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, PEMALANG – Tak semua orang menikmati masa pensiun di usia senja. Ada di antara mereka yang harus bekerja demi menyambung hidup di balik tubuh yang renta. Inilah kisah Sule, lansia 85 tahun warga Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Setiap hari, pria yang semasa muda bekerja sebagai pengayuh becak ini, menggantungkan hidupnya dengan memungut bunga kamboja di areal pemakaman Banjardawa, Kecamatan Taman. Lelaki yang tinggal sebatang kara tersebut, mengambil bunga-bunga yang jatuh di tanah kuburan.

Jika sudah terkumpul, kembang-kembang itu dikeringkan lalu dijual ke pengepul. "Mulai tahun 1978 saya ngojek becak. Saat itu, cari uang tidak susah seperti sekarang, " katanya, saat berbincang di areal pemakaman, Selasa (7/5/2024).

Awalnya, Sule hidup bersama sang istri. Mereka hidup bahagia bersama seorang anak buah pernikahannya. Namun, selepas anaknya dewasa, Sule hanya tinggal berdua dengan istrinya saja. Kini, ia tinggal sebatang kara. Istrinya telah berpulang. Sedangkan sang anak, merantau ke luar kota.

"Saya tidak punya istri. Sudah meninggal. Anak saya cuma satu merantau di luar kota cari nafkah," tuturnya.

Di tengah tubuhnya yang makin ringkih, Sule tetap harus menghasilkan uang. Saban hari, ia memungut kembang kuburan. Dalam sehari, rata-rata dirinya mampu mengumpulkan dua kilogram bunga kering. Ia mendapatkan kembang itu dari ratusan pohon kamboja yang tumbuh subur di pemakaman.

"Dari pagi sampai sore saya memungut kembang kamboja, paling banyak dapat dua kilogram. Harganya Rp 10 ribu per kilogram bunga yang sudah kering," ungkapnya.

Sore kian merona. Bunga kamboja berkelir putih itu terlihat berserakan di antara nisan dan gundukan tanah kuburan. Di antara sayup-sayup suara Adzan, Sule Nampak mengemasi barang bawaan, juga bunga yang sudah dikumpulkan. Sebelum malam datang, lelaki renta itu bergegas pulang. Tubuhnya perlahan hilang bersama senja yang temaram. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ragil Surono
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya