JEMBER-Seorang sahabat pernah bertanya pada Rasulullah SAW tentang suatu amalan yang jika diamalkan akan membawa pada surga, dan menjauhkan dari neraka.
Rasulullah pun menjawab, bahwa apa yang ditanyak sahabat tersebut merupakan pertanyaan besar, namun hal tersebut akan menjadi mudau.
Beliau kemudian menyebutkan rukun Islam, amalan-amalan sunnah, baik salat sunah, qiyamul lail, puasa sunah, sedekah, infaq dan amalan-amalan lainnya.
Lalu, Beliau menambahkan bahwa ada satu amalan yang ganjarannya setara dengan menggabungkan seluruh amalan tersebut, yakni menjaga lisan.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah, mengungkapkan bahwa cerita tersebut merupakan bagian dari pertanyaan Muaz bin Jabal kepada Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang panjang.
Dari hadis tersebut dapat diambil pelajaran tentang pentingnya menjaga lisan, bahkan dalam hadis lain, Rasulullah menekankan betapa bahayanya ucapan yang tidak terjaga. Karena boleh jadi ucapan yang dianggap sederhana, malah membawa pada api neraka.
"Seorang hamba berbicara satu kalimat yang tidak dipikirkannya, bisa membuatnya tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh dibandingkan jarak Timur dan Barat," HR Bukhari.
Oleh karena itu, ustaz Syafiq menegaskan tergelincirnya lisan merupakan bahaya yang paling berbahaya dari sekian banyak kebahayaan.
"Kalau lisanmu lurus, maka lurus kita semua, tangan kita lurus, matamu lurus, pandanganmu lurus, kakimu lurus. Kalau sudah bengkok, bengkok semua," tegasnya, dalam kanal YouTube Taman Surga.
Maka dalam berucap hendaklah selalu memperhatikan kalimat-kalimat yang akan disampaikan, jika tidak mengandung manfaat lebih baik diam, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya," HR Bukhari Muslim. (Ree)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Redaksi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi