SUARA INDONESIA

Terdampak Hujan, Petani Garam di Sampang Rugi Besar

Hoirur Rosikin - 18 September 2023 | 15:09 - Dibaca 1.48k kali
News Terdampak Hujan, Petani Garam di Sampang Rugi Besar
Lokasi tambak garam di Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura, saat mau panen (Foto: Hoirur Rosikin/Suaraindonesia.co.id)

SAMPANG, Suaraindonesia.co.id - Hujan yang melanda lahan garam di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, berdampak buruk terhadap petani. Mereka mengalami kerugian hingga berton-ton dalam satu malam.

Hujan yang terjadi pukul 01.00 di Kecamatan Sreseh itu membuat garam yang ada di lahan mencair kembali .

Musnadi (45), petani asal Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Sampang, mengatakan, hujan semalam memang tidak lama, tapi garam yang sudah tebal di lahan produksi kembali menipis.

"Sehingga ketika dikalkulasi dengan keseluruhan yang terkena air hujan, lahan garam mengalami kerugian ber ton-ton," ucapnya, Senin (18/09/2023).

Ia menjelaskan, dalam pembuatan garam tersebut, air asin untuk menjadi garam minimal harus dijemur lima sampai 15 hari. Setelah ada air hujan, air garam tersebut mencair kembali dan kadar air garam menurun.

"Hujan tersebut dari arah selatan. Saya lihat hujan hanya di daerah pesisir selatan Sampang saja. Tapi saya yakin, gara-gara hujan tadi malam petani garam semua mengalami kerugian. Tidak hanya di sini saja, bahkan petani garam daerah pesisir juga mengalami kerugian," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang Asroni, melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Mohammad Imam mengatakan, berdasar informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan ringan yang melanda Sampang di tengah musim kemarau, tidak berpotensi menjadi awal musim penghujan.

"Iklim tropis dan cuaca kemarau seperti sekarang ini, memang pasti ada hujan meski di tengah-tengah musim kemarau," terangnya.

Ia menyebut, faktor hujan tersebut akibat endapan air laut, sehingga datang awan hitam yang menyebabkan hujan.

Di lain tempat, Kabid Budidaya dan Perikanan Mahfud mengatakan, untuk harga garam KW1 mengalami penurunan. Dari Rp 350 ribu per karung seberat 50 Kg, menjadi Rp 100 ribu.

Ia menuturkan untuk jenis KW2 dan KW3, sebelumnya Rp 300 ribu sampai Rp 320 ribu per karung, namun sekarang hanya Rp 70 ribu hingga Rp 90 ribu.

"Kenaikan dan penurunan itu tergantung kebutuhan pasar, semakin banyak kebutuhan pasar semakin mahal harganya," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Hoirur Rosikin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV