SUARA INDONESIA

Kreatif, Warga Jatirejo Jombang Manfaatkan Limbah Kain Perca Jadi Aksesoris Bernilai Ekonomi

Gono Dwi Santoso - 15 October 2023 | 17:10 - Dibaca 1.27k kali
News Kreatif, Warga Jatirejo Jombang Manfaatkan Limbah Kain Perca Jadi Aksesoris Bernilai Ekonomi
Pembuatan kerajinan tangan dari bahan kain perca batik untuk aksesoris di Dusun Paculgowang, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu 15 Oktober 2023. (Foto: Gono Dwi Santoso/Suara Indonesia)

JOMBANG, Suaraindonesia.co.id-  Ike Norawati, warga Dusun Paculgowang, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, cukup kreatif. Perempuan itu mampu mengubah limbah kain perca batik menjadi kerajinan bernilai ekonomi.

Ia memanfaatkan limbah itu untuk membuat kerajinan tangan seperti gelang dan kalung yang dipasarkan hingga ke Bali.

Saat suaraindonesia.co.id berkunjung rumah Ike Norawati, tampak potongan limbah kain perca bermotif batik menumpuk di halaman. Kain itu yang akan dijadikan bahan baku untuk aksesoris.

Di tangan terampilnya, kain-kain perca tersebut digunting, kemudian direkatkan di atas plastik mika. Ia melakukan pola semacam ini berulang-ulang sampai menjadi aksesoris kain perca batik.

Ike mengaku terinspirasi membuat kerajinan ini dari banyaknya kain perca batik yang nganggur. Berbekal kemampuannya membikin bros, Ike kemudian mencoba membuat aksesoris seperti gelang dan kalung dari kain tersebut.

”Sayang kalau dibuang begitu saja. Akhirnya saya manfaatkan jadi bahan pembuatan aksesoris seperti gelang, kalung dan aneka aksesoris lain untuk perempuan,” terangnya, Sabtu 15 Oktober 2023 kemarin.

Ike menjelaskan, pembuatan aksesoris dari kain perca batik memerlukan keuletan dan ketelatenan, serta butuh kesabaran. Terutama pada proses mengembos atau membentuk kain batik dengan alat embos.

“Prosesnya memang butuh kejelian serta kreativitas. Terutama dalam mengombinasikan kain dengan bahan pendukung lainnya, seperti batu kristal dan permata ini,” tuturnya.

Ike menambahkan, proses awal pembuatan gelang atau kalung ini dimulai dengan merekatkan potongan kain batik dengan plastik mika. Setelah itu, dijemur di bawah terik sampai mengering.

Proses selanjutnya, yakni diembos dengan cara membakar plastik mika yang ditempeli kain batik dan dibentuk menggunakan alat embos. ”Setelah jadi, baru dirangkai dengan bahan lainnya,” jelas dia.

Adapun harga yang ditawarkan untuk satu produk aksesoris bervariatif. Mulai Rp 20 ribu untuk jenis bros dan gelang, hingga Rp 125 ribu untuk jenis kalung. Semakin banyak tambahan bahan pendukung, maka kian mahal harganya.

”Untuk penjualan selama ini paling banyak ke lokal. Ada juga yang kami kirim ke pelanggan yang ada di Bali. Kalau omzet tergantung permintaan, kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per bulan,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV