SUARA INDONESIA, MADIUN – Awal musim tanam padi, petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kebingungan akibat jatah pupuk bersubsidi belum tersalurkan. Padahal, awal tahun ini para petani sudah mulai pemupukan awal.
Molornya distribusi pupuk bersubsidi salah satunya dialami petani di Desa Tulungrejo, Kecamatan Madiun. Pupuk jenis Urea dan NPK yang saat ini mereka butuhkan, ternyata belum tersedia di pasaran.
Meski ada alternatif mengganti jenis pupuk tersebut, namun para petani keberatan, karena pupuk yang tersedia merupakan nonsubsidi dan harganya cukup mahal.
“Harganya sangat mahal dibanding dengan harga pupuk subsidi. Kami berharap pupuk bersubsidi pemerintah baik Urea maupun NPK segera disalurkan ke petani. Sehingga kami tidak terus kebingungan,” kata Nyahid, salah seorang petani di desa setempat.
Dinas Pertanian Kabupaten Madiun menyatakan, telatnya distribusi pupuk subsidi ini karena ada peralihan sistem aplikasi. Dari yang sebelumnya menggunakan aplikasi T Pubers atau tebus pupuk bersubsidi, saat ini berpindah ke aplikasi I Pubers atau integrasi pupuk bersubsidi.
Dampaknya, pupuk bersubsidi yang seharusnya terdistribusi pada 1 Januari, hingga saat ini belum bisa diterima para petani.
“Dan saat ini, kami telah berkoordinasi dengan disperta provinsi hingga ke kementerian agar pupuk bersubsidi dapat segera tersalurkan,” jelas Parna, Kabid Prasarana dan Sarana Disperta Kabupaten Madiun.
Pada 2024 ini, Kabupaten Madiun mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi jenis Urea sebanyak 13.828 ton, NPK 7.201 ton dan NPK Formula khusus sebanyak 65 ton. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Prabasonta |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi