SUARA INDONESIA, BANJARNEGARA- Dengan menggendong rinjing (keranjang bambu) berisi nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya, ratusan warga Desa Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mendatangi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebo Kuning. Mereka akan melakukan tradisi Nyadran.
Nyadran atau Sadranan adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dilaksanakan di bulan Sya'ban (kalender Hijriyah) atau Ruwah (kalender Jawa) untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dan syukur atas hasil panen yang melimpah, serta diberikan kesehatan jasmani dan rohani.
Kepala Desa Sirkandi Giri Sarono mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi Nyadran atau bersih makam dan berkirim doa kepada para arwah leluhur menjelang bulan puasa yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Banjarnegara.
"Tradisi nyadran merupakan peninggalan para leluhur sampai kini tetap dilestarikan, Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Desa Sirkandi sedikitnya ada ada 9 RT yang mengikuti tradisi nyadran di TPU Kebo Kuning ditambah masyarakat luar yang mempunyai leluhur di makam ini," ujarnya.
Menjelang Ramadan, masyarakat biasanya mengunjungi makam leluhur untuk membersihkan makam dan mendoakannya. Dengan membawa tumpeng lengkap dengan lauk pauk ini simbul kebersamaan dan kerukunan sesama warga masyarakat.
"Sebagai bentuk kebersamaan, usai didoakan warga saling tukar nasi tumpeng berserta lauk pauk dan dimakan bersama di area pemakaman Kebo Kuning," ujar Giri Sarono.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi