SUARA INDONESIA, SIDOARJO – Terdakwa kasus dugaan pemotongan insentif ASN BPBD Sidoarjo, Bupati (nonaktif) Achmad Muhdlor, menyatakan kesiapannya untuk mengungkap sumber dana di rekening pribadinya secara transparan.
Ia menegaskan bahwa semua dana yang masuk berasal dari sumber yang sah dan sesuai dengan ketentuan hukum.
Pernyataan ini disampaikan dalam sidang lanjutan kasus dugaan pemotongan insentif pegawai BPBD Sidoarjo dengan terdakwa Achmad Muhdlor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya, Senin (11/11/2024).
Pada sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK menghadirkan 16 saksi, terdiri atas 15 pegawai BPBD dan seorang saksi dari Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo.
Dengan materi yang sama, JPU KPK Rizqi mengejar keterangan dari para saksi mengenai pemotongan dana insentif pegawai BPBD hingga penggunaan dana tersebut.
"Saya tidak tahu siapa yang menentukan besaran potongan. Waktu itu, uangnya saya serahkan ke Bu Kiki," jawab Wahyuningsih, staf sekretariat BPPD, saat menjawab pertanyaan JPU.
Hal serupa disampaikan oleh saksi Rizqi atau Kiky, staf perencanaan dan keuangan, saat ditanya JPU terkait pemotongan dana insentif.
Ia menjelaskan bahwa dirinya mendapat perintah dari Siskawati untuk membagikan slip pemotongan.
"Saya awalnya menerima print out berisi nama-nama pegawai beserta nominal yang harus dipotong. Lalu saya tulis ulang dalam bentuk slip, kemudian saya bagikan kepada pegawai di sekretariat. Setelah uang terkumpul, saya menyerahkannya kepada Bu Siska," ungkapnya.
Sementara itu, Achmad Muhdlor menyatakan, dirinya tidak mengenal para saksi dari BPPD yang dihadirkan oleh JPU.
"Pernahkah kalian melihat saya di BPPD, berkomunikasi dengan saya melalui WhatsApp, atau berurusan langsung dengan saya? Apakah pemotongan ini merupakan kebijakan baru atau kelanjutan dari kebijakan sebelumnya?" tanya Muhdlor kepada para saksi.
Dengan serempak, para saksi menjawab, "Melanjutkan kebijakan lama."
Muhdlor juga menegaskan kesiapannya untuk membuka rekening atas namanya guna memastikan bahwa semua dana yang masuk berasal dari sumber yang sah.
"Biar semuanya jelas dan transparan, karena saya yakin setiap uang yang masuk adalah dari sumber resmi," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Amrizal Zulkarnain |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi