SURABAYA - Ketua Kontingen PWNU Jatim untuk pekan olahraga dan seni (Porseni) 2023, Sunan Fanani meninjau langsung proses seleksi pemain cabang olahraga (Cabor) sepak bola kategori usia 17 - 19 tahun.
Sebanyak 70 pemain mengikuti seleksi hari pertama di Lapangan Jeruk, Lakarsantri, Surabaya, Rabu (14/12/2022). Rencananya, seleksi bergulir selama dua hari, mulai 14 sampai 15 Desember 2022.
Kehadiran Ketua Kontingen PWNU Jatim, Sunan Fanani ini meningkatkan spirit para peserta untuk berjuang keras mengikuti seleksi.
"Terimakasih kepada para pemain yang sudah semangat mengikuti seleksi hari ini," kata pria yang juga menjabat Sekretaris PW LP Ma'arif Jatim NU ini.
Ia memberikan motivasi kepada peserta seleksi yang sekiranya nanti tidak terpilih ke tim sepak bola PWNU Jatim, agar tidak putus asa.
"Untuk yang belum terpilih tetap semangat dan berlatih terus. Jangan putus asa. Tidak terpilih bukan berarti penampilannya tidak bagus," ujarnya di depan peserta seleksi.
Sementara perwakilan tim seleksi, Arif Jainuri mengatakan, proses seleksi berjalan lancar tanpa ada kendala apapun.
Untuk saat ini, tim seleksi sudah mengantongi nama-nama pemain yang dinyatakan lolos ke seleksi tahap kedua. "Tadi kurang lebih 31 anak (peserta) untuk masuk tahap kedua," terang dia.
Pada Porseni NU 2023 mendatang,Kontingen PWNU Jatim mendapat slot dua tim di cabor sepak bola. Masing-masing tim akan diisi 18 pemain.
"Nanti kita akan tetap melakukan Prodeg (promosi degradasi) selama pemain ini belum didaftarkan di Porseni NU," imbuhnya.
Di tempat yang sama, manajer tim sepak bola PWNU Jatim, Abdullah berupaya semaksimal mungkin memberikan prestasi terbaik di Porseni NU 2023.
"Targetnya adalah menyumbangkan medali untuk cabor sepak bola, mengingat beberapa pemain yang ikut seleksi sudah sering merasakan turnamen," ungkap Ketua Umum SSB Mitra Surabaya ini.
Untuk diketahui, peserta seleksi tim sepak bola PWNU Jatim untuk berlaga di Porseni dipastikan mereka sudah terdaftar di LP Ma'arif NU.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi