JEMBER - Zainuri salah seorang perangkat Desa Jatian, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengaku heran atas surat penonaktifan dirinya.
Padahal, dirinya mengakui bahwa menjadi abdi masyarakat tersebut selama 10 tahun lebih.
Adapun salah satu alasan kuat kades, menurut Zaenuri karena dirinya tidak bisa menguasai komputer.
"Katanya harus bisa komputer, padahal tugas saya lebih banyak di lapangan," sebutnya, saat dikonfirmasi lewat sambungan selulernya, (Sabtu (29/01/2022).
Dirinya mengakui, sudah diklarifikasi oleh pihak Kepala Desa Jatian yang baru terlantik itu tetap beralasan harus bisa komputer.
Atas keputusan tersebut, pihaknya mengaku tidak terima dan akan menuntut keadilan.
"Karena secara prosedur yang dilakukan kades salah dan penonaktifan itu tidak bisa," akui dia.
Kendati begitu, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak PPDI Jember untuk mencarikan jalan keluar.
"Saya dan teman lain sudah menghubungi pak Yusuf (Ketua PPDI Jember, katanya disuruh tenang. Karena tidak direkom camat," ujarnya.
Nasib sama juga dialami oleh Hendrik. Pria asli Desa Jatian ini harus menerima kenyataan atas datangnya secarik surat berstempel penonaktifan tersebut.
Hendrik juga mengaku tidak menyangka dirinya akan mendapatkan surat tersebut.
"Surat saya dapatkan tadi malam jam tujuh (19.00 WIB. Saya tidak tahu salah apa," ungkap Hendrik menceritakan.
Adapun alasan yang diterima Hendrik, karena dirinya tidak bisa mengoperasikan komputer.
"Saya memang tidak bisa komputer. Tapi, apa yang diperintahkan kepada saya, akan saya kerjakan,". tutupnya.
Selain Hendrik dan Zainuri, nama Ainiyatul Mufida diinformasikan juga mendapat surat penonaktifan sebagai perangkat desa.
Sampai berita ini ditulis, Kepala Desa Jatian Seningwar saat didatangi ke kantornya, belum berhasil ditemui.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Redaksi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi