SUARA INDONESIA

Angka Pengangguran di Banyuwangi Meningkat, Ini Penyebabnya

Muhammad Nurul Yaqin - 25 February 2021 | 16:02 - Dibaca 5.69k kali
Peristiwa Angka Pengangguran di Banyuwangi Meningkat, Ini Penyebabnya
Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Banyuwangi, Tri Erwandi saat memberikan keterangan, Kamis (25/2/2021).

BANYUWANGI- Angka pengangguran di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami peningkatan selama satu tahun terakhir. 

Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Banyuwangi, Tri Erwandi menyebut, pandemi Covid-19 jadi pemicu kenaikan angka pengangguran di Banyuwangi.

Berdasarkan data hasil survei BPS, tingkat pengangguran di Banyuwangi kini menjadi 5,34 persen. Artinya naik sebanyak 1,26 persen bila dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 4,08 persen.

Bila dilihat secara angka riil, jumlah pengangguran pada tahun 2019 lalu sebanyak 37.054 ribu jiwa. Sementara pada tahun 2020 ini, jumlah masyarakat menganggur menjadi 49.252 ribu jiwa.

"Hal ini terpengaruh oleh kondisi pandemi yang kurang lebih selama satu tahun ini cukup terasa, dengan berbagai aktivitas yang banyak sekali ada pembatasan seperti tempat belanja, pertokoan juga dibatasi," ucap Tri, Kamis (25/2/2021).

Menurutnya, ini bagian dampak pandemi Covid-19 yang biasanya dengan berbagai lapangan pekerjaan yang sudah disediakan. Justru penganggurannya bertambah naik.

"Ini memang tanpa terasa dan harus kita sadari dimana perusahan-perusahaan juga mungkin mengalami stagnan, penurunan, bahkan ada juga pengurangan tenaga kerja," imbuhnya.

Meski terjadi kenaikan, kata Tri, angka pengangguran di Banyuwangi masih jauh dibawah level nasional dan dibawah Jawa Timur.

"Yang jelas kita termasuk yang moderat, artinya di level nasional maupun provinsi masih dibawah nya," tandasnya.

Dia menambahkan, selain angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi diprediksi juga mengalami penurunan. Dikarenakan omzet lapangan usaha dari kegiatan ekonomi banyak yang drop akibat dampak pandemi.

"Pertumbuhan ekonomi tidak biasa, ini masih diprediksi belum angka tetap karena masih di record. Jadi diperkirakan minus sekitar 4 persen (tahun 2020). Jika dibandingkan tahun kemarin (2019) cenderung naik sampai 5,55 persen," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya