SUARA INDONESIA, JOMBANG,- Capres Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Kabupaten Jombang. Dalam kegiatannya tersebut, dia menyempatkan untuk berziarah ke makan pendiri Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dan Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jumat (12/01/2024).
Tiba di Ponpes Tebuireng, rombongan Capres Ganjar Pranowo disambut langsung oleh KH Abdul Hakim Mafudz dan didampingi oleh Putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid dan menuju Ndalem Kasepuhan.
Setelah selesai Capres Ganjar Pranowo selanjutnya melakukan ziarah ke makam KH Hasyim Asy'ari dan Makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Yang dilanjutkan, dengan membaca doa tahlil dipimpin Gus Fahmi.
Ganjar Pranowo dalam konferensi pers dengan media mengakui, bahwa sosok Gus Dur merupakan pejuang pluralisme, yang akan terus diingat oleh masyarakat Indonesia.
"Kita perhatikan di batu nisannya. Ada bahasa Arab, ada bahasa Inggris, ada bahasa China, Tiongkok, dan ada bahasa Indonesia. Maka, selalu yang kita ingat adalah semangat kejuangan beliau dalam menjaga pluralisme, Bhinneka Tunggal Ika yang selalu melekat maka tidak jarang ditempat lainpun Gus Dur sangatlah dihormati sehingga generasi penerus mengingat sol itu," terangnya.
Menurutnya, dalam menjalani kontestasi politik ada hal yang tidak boleh dilupakan. Diantaranya toleransi tinggi, saling menghormati dan menghargai antar manusia.
"Ingat lo ya! Di atas politik itu ada kemanusiaan. gus Dur yang selalu menyampaikan. Maka saya selalu belajar betul, ini memberikan semangat kepada kita semua untuk menjaga pluralisme yang ada," ucapnya.
Diinformasikan, rombongan Ganjar juga melakukan ziarah makam KH Bisri Syansuri di Ponpes Mambaul Ma'arif Denayar, makam KH Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang dilanjutkan ke Ponpes Hamalatul Qur'an Putri di Jogoroto.
Terakhir, Ganjar bersama timnya juga melakukan terjun langsung untuk bertemu para petani tembakau yang di Desa Bawangan Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi