SUARA INDONESIA

KPU Jember Dinilai Inkonsisten, Abaikan Pelanggaran Komitmen Deklarasi Damai

Magang - 25 September 2024 | 09:09 - Dibaca 967 kali
Politik KPU Jember Dinilai Inkonsisten, Abaikan Pelanggaran Komitmen Deklarasi Damai
Pasangan calon nomor urut 2, Muhammad Fawait-Djoko Susanto dan tim pemenangan, saat menyampaikan alasan tidak hadir ke acara deklarasi kampanye damai oleh KPU Jember, Selasa 24 September 2024, malam. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, JEMBER- Agenda deklarasi kampanye damai yang diselenggarakan KPU Jember di Kota Cinema Mall (KCM), Selasa 24 September 2024 malam, dinilai melenceng dari kesepakatan awal. KPU dianggap mengabaikan komitmen yang telah dibangun sebelumnya oleh pasangan calon (paslon) melalui liaison officer (LO) masing-masing. Hanya membawa 50 orang tanpa diiringi massa pendukung.

Pembiaran gerombolan massa di kawasan KCM Kecamatan Kaliwates ini yang disebut menjadi biang tim paslon nomor urut 2, Muhammad Fawait-Djoko Susanto, melayangkan protes. Hingga mereka memutuskan tak menghadiri acara, karena dianggap justru kontraproduktif. Niatan awal ingin melaksanakan kampanye damai, tapi justru berpotensi memunculkan gesekan yang mengganggu kondusivitas.

“Kami tadi sudah siapkan bunga-bunga yang akan diberikan kepada komisioner (KPU dan Bawaslu), pasangan calon sebelah dan pendukungnya. Bunga ini sebagai simbol cinta dan damai,” kata Muhammad Fawait, saat menjelaskan ketidakhadirannya ke acara deklarasi.

Namun, bunga itu urung diberikan karena pasangan dengan tagline “Semua karena Cinta” tersebut mempertimbangkan adanya sejumlah risiko. Selain soal ancaman kondusivitas, juga terkait kesepakatan yang telah dibangun sebelumnya. Serta ketegasan KPU Jember atas munculnya massa di lokasi acara.

Ketua Tim Pemenangan Paslon Fawait-Djoko, Gogot Cahyo Baskoro menyatakan, pihaknya mengapresiasi dan menghargai undangan KPU Jember atas pelaksanaan deklarasi kampanye damai. Sebagai bentuk penghargaan, tim sudah mendatangkan paslon dan pendukung sesuai jumlah undangan, sebanyak 50 orang. Bahkan, sudah bersiap berangkat ke lokasi.

Namun, karena ada pengingkaran kesepakatan pada pertemuan antara LO masing-masing paslon soal tidak ada pengerahan massa, pagi sebelumnya. Membuat tim berpikir ulang untuk menghadiri undangan. Sebab, malam itu adalah acara deklarasi damai. Bukan adu kekuatan massa.

Terlebih, massa yang datang diduga pendukung paslon 1, Hendy Siswanto-M Balya Firjaun Barlaman. Karena mereka meneriakkan yel-yel yang menyatakan dukungan ke calon petahana. Kalimat yang disampaikan juga terindikasi menyerang personal. Kondisi ini dikhawatirkan bakal memancing keributan di lokasi kegiatan. Dan justru kontraproduktif dengan substansi acara.

“Jadi, sebelumnya kedua paslon dan LO masing-masing sudah berkomitmen dan diamini oleh KPU. Namun, sesaat akan berangkat, kami mendapatkan informasi dari tim yang ada di lokasi, ada pergerakan massa dari pendukung sebelah (paslon 1). Menurut kami, ini bentuk pengingkaran komitmen deklarasi damai,” jelas Gogot.

Sebenarnya, tim paslon 2 sudah menanyakan hal itu ke KPU Jember, ketika jumlah massa masih sedikit. Namun, jawaban komisioner KPU dinilai tidak tegas, hingga massa kian banyak. Ditengarai, ada upaya pengerahan pendukung secara sistematis dan pengingkaran kesepakatan yang dilakukan terang-terangan.

“Karena baju yang dipakai massa sama, bahkan ada megaphone yang dipersiapkan. Juga ada yel-yel yang sifatnya memprovokasi dan menyerang personal. Semua kami dokumentasikan. Melihat fakta yang terjadi seperti itu di lapangan, kami akhirnya menugaskan LO sebagai bentuk itikad baik agar bisa menghadiri acara deklarasi damai sesuai kesepakatan,” ucapnya.

Rupanya, Gogot menambahkan, saat LO menagih komitmen KPU atas kesepakatan yang sudah dibangun, ternyata tidak ada sikap tegas. KPU tak mampu berbuat banyak untuk membersihkan area di lokasi acara, agar sama-sama tidak ada pendukung. Karena tetap tidak ada ketegasan, maka pihaknya memutuskan agar pasangan Gus Fawait-Djoko Susanto tidak menghadiri acara deklarasi.

“Bukan karena takut atau apa, tapi justru ingin menunjukkan bahwa kami benar-benar mencintai kedamaian. Kami khawatir, ketika datang dengan kondisi semacam itu, malah kontraproduktif dengan acara tersebut. Acara deklarasi damai, tapi justru tidak damai. Karena baru datang sudah diteriaki dan disoraki,” jelasnya.

Di sisi lain, mantan Komisioner KPU Jawa Timur ini mengungkapkan, deklarasi damai ini sifatnya simbolis, tidak terkait tahapan. Ada atau tidak ada deklarasi, pihaknya tetap berkomitmen akan menjalankan kampanye secara damai. Tidak hanya damai, tapi juga penuh cinta.

“Kami juga ada catatan-catatan. KPU Jember ditengarai sengaja melakukan pembiaran. Tidak hanya soal adanya massa saat acara deklarasi damai, tapi tampaknya juga ada keberpihakan terhadap pasangan calon sebelah,” ungkapnya.

Sekretaris Tim Pemenangan Paslon 2, Dima Akhyar menyampaikan, seharusnya acara deklarasi damai itu bukan agenda seremonial semata, tapi memang sudah ada komitmen damai sejak dalam niatan, ucapan dan tindakan. Namun pada acara ini, pihaknya melihat justru sebaliknya. Situasi yang terjadi tidak mengarah ke situasi damai.

“Itulah yang menjadi alasan kami tidak hadir di acara itu. Justru untuk menjaga situasi agar tetap damai. Nanti, kami akan sajikan (kepada media melalui video) situasinya seperti apa. Dan kami akan tetap berkomitmen menjalankan kesepakatan yang dibuat. Termasuk pada agenda deklarasi damai ini,” pungkasnya.

Kepada sejumlah media, Ketua KPU Jember Jember Dessi Anggraeni, membenarkan memang ada ketentuan yang disepakati paslon di acara deklarasi damai. Salah satunya adalah masing-masing paslon hanya membawa 50 orang. Itu pun harus membawa kartu identitas yang disediakan KPU Jember sebagai akses masuk ke area deklarasi.

Kendati begitu, Dessi mengklaim, pelaksanaan deklarasi damai sudah sesuai ketentuan. Di antaranya, telah mengundang sejumlah unsur masyarakat guna menorehkan tanda tangan komitmen menjalankan kampanye damai. Termasuk mengundang kedua paslon.

Sementara soal keberatan tim paslon 2, Dessi beralasan, pihaknya juga sudah memfilter peserta yang boleh masuk dengan memberikan batasan-batasan dan kartu identitas khusus. Sedangkan massa yang bergerombol di luar area, meski masih satu kawasan di KCM, dia berdalih lokasi itu merupakan area publik. “Sehingga kami tidak bisa menertibkan area tersebut,” jawabnya.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Jember 2024 ini diikuti dua paslon. Mereka adalah Hendy Siswanto dan M Balya Firjaun Barlaman yang mendapatkan nomor urut 1, serta Muhammad Fawait-Djoko Susanto yang mendapatkan nomor urut 2. Sesuai tahapan, mereka mulai menjalankan kampanye sejak hari ini, hingga H-3 coblosan pada 27 November, mendatang. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV